Minggu, 17 Oktober 2010

Waspadai Tujuh Faktor Pemicu Alergi

JIKA menderita alergi, tentunya Anda sudah tahu beberapa trik menghindari pemicu, seperti menghindari serbuk sari bunga atau menutup jendela dan mematikan pendingin ruangan. Tapi, masih ada beberapa pemicu lainnya yang mungkin seringkali Anda abaikan tanpa sadar. Berikut beberapa di antaranya.

Stres akibat deadline
Dalam percobaan pada 2008, peneliti dari Ohio State University College of Medicine menemukan bahwa penderita alergi mengalami lebih banyak gejala setelah mengikuti tes yang mengundang rasa cemas dibandingkan saat mereka mengikuti tes yang tidak membuat tegang. Hormon stres, terang peneliti Janice Kiecolt-Glaser, PhD., menstimulasi produksi IgE, protein darah yang menyebabkan reaksi alergi.

Jika Anda di bawah tekanan stres, pastikan mendapatkan tidur cukup. Kurang tidur bisa memperburuk gejala alergi dan stres, terang Glaser, seperti dikutip situs prevention.com.

Anggur
Peneliti dari Denmark menemukan, setiap tambahan asupan alkohol bisa meningkatkan risiko perennial allergic rhinitis sebesar tiga persen. Bakteri dan jamur dalam alkohol, terang peneliti, menghasilkan histamines, zat kimia yang memicu gejala alergi seperti hidung berarir dan mata gatal. Karena itu, terang Richard F. Lockey, MD, dari University of South Florida College of Medicine, pastikan menghindari alkohol saat gejala alergi Anda sedang meradang.

Terlambat menggunakan obat-obatan
Obat-obatan yang menghambat histamines, terang pakar alergi dan juru bicara American College of Allergy, Asthma, and Immunology, James Sublett, MD, bekerja paling baik sebelum Anda terpapar alergen. Karena itu, mulailah menggunakan obat-obatan dua minggu sebelum Anda berada di sekitar alergen (misalnya di area berumput sebelum Anda bermain golf).

Tanaman
Anggrek yang mempercantik rumah juga bisa membuat mata Anda berair. Sebuah studi dari Belgia menemukan, lebih dari 75 persen penderita alergi serbuk bunga, alergi terhadap paling tidak satu jenis tanaman. Alergen yang terdapat dalam getah tanaman bisa menyebar ke udara dan memicu bersin. Meskipun semua tanaman hijau bisa memicu masalah, peneliti menemukan bahwa tanaman palem, anggrek dan pakis paling sering memicu alergi.

Obat
Menghindari obat di malam hari. Jangan lupa minum obat di malam hari. Dengan begitu, obat masih akan bersirkulasi dalam darah di pagi berikutnya. Gejala-gejala seperti bersin, mata berair, dan hidung berair, terang Richard J. Martin, MD, dari National Jewish Medical and Research Center, paling banyak terjadi di pagi hari.

Klorin
Klorin yang digunakan untuk membunuh kuman, terang Andrew Weil, MD, bisa mengiritasi kulit, mata dan saluran pernafasan. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics menemukan bahwa remaja yang berenang lebih dari 100 jam dalam kolam renang berklorin berisko tiga hingga tujuh kali lipat lebih besar mengalami alergi dibandingkan mereka yang berenang dalam kolam bebas klorin.

Asam rokok
Menurut National Institute of Environmental Health Sciences, kandungan zat kimia beracun dari asap rokok sangat merugikan siapa pun, khususnya penderita alergi yang sangat sensitif. Studi dari Jepang menemukan, lebih dari 80 persen pasien yang memiliki anggota keluarga perokok menunjukkan gejala-gejala alergi hidung.(MI/*)

Sumber :
Metrotvnews.com

Apa dan Bagaimana Mengatasi Alergi

Alergi merupakan suatu reaksi menyimpang dari tubuh seseorang yang berkaitan dengan peningkatan kadar Imunoglobulin E (Ig E) yang merupakan suatu mekanisme sistem imun.

Penyebab Alergi

Zat yang menimbulkan reaksi alergi dinamakan alergen. Alergen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas (inhalan), saluran cerna (ingestan), suntikan (injektan) atau menempel pada kulit (kontaktan), contoh dari masing - masing alergen tersebut antara lain :

* Alergen inhalan : tungau debu rumah, serpihan kulit kucing, kecoak, spora.
* Alergen ingestan : susu, telur, kacang, ikan laut dan obat oral.
* Alergen kontaktan : kosmetik dan logam (perhiasan, jam tangan, dsb).

Masuknya alergen kedalam tubuh akan memicu respons imun : terbentuk antibodi : berikatan dengan alergen, hal ini merangsang timbulnya reaksi alergi.

Respons imun yang terjadi via antibodi (Ig E) mengakibatkan terjadinya asma, bersin dan pilek pada pagi hari, kaligata dan eksim.

Gejala - gejala Alergi

Gejala - gejalanya berupa gatal - gatal, bersin - bersin, sesak napas dan lain - lain. Jenis alergi banyak macamnya. Alergi yang terkait dengan pernapasan merupakan alergi yang paling umum dijumpai, seperti asma dan rinitis (bersin dan pilek berulang terutama dipagi hari).

Jenis alergi lain yang terkait dengan kulit, seperti urtikaria (biduran/didu, kaligata), dermatitis atopik (eksim). Selain itu, mata bengkak dan berair, telinga bagian dalam terasa gatal - gatal juga merupakan gejala alergi.

Jenis - Jenis Alergi

Jenis penyakit alergi ini banyak macamnya. Alergi yang terkait dengan pernapasan ialah yang umum dijumpai, contoh adalah asma dan rinitis (bersin dan pilek berulang terutama pada pagi hari).

Penderita alergi rinitis atau istilah lainnya pilek alergi biasanya mengalami bersin, hidung tersumbat, rasa gatal di hidung. Tidak jarang gejala rinitis alergi disertai gejala konjungtivitas, seperti keluarnya air mata, gatal dan kemerahan. Gejala gangguan pendengaran kadang juga dijumpai seperti rasa tersumbat dan kurang dapat mendengar. Penyakit rinitis alergi seringkali mengganggu aktivitas dan kualitas hidup. Bila penyakit ini dibiarkan, kemungkinan akan berkembang menjadi penyakit kronis seperti asma.

Jenis penyakit lainnya adalah terkait dengan kulit, seperti urtikaria (biduran/didu/kaligata), dermatitis atopik (eksim). Selain itu, mata bengkak dan berair, telingan bagian dalam terasa gatal - gatal adalah salah satu gejala alergi.

Urtikaria ada yang bersifat akut dan ada yang bersifat kronis. Dikatakan urtikaria akut bila gejala bentol berlangsung sepanjang hari. Penyebab urtikaria akut umumnya jelas, seperti makanan, obat, infeksi virus atau mikroba lain, sengatan serangga, lateks, dll. Pada urtikaria kronis, sebagian besar penyebabnya tidak diketahuim sehingga dipergunakan istilah urtikaria kronik idiopatik. Sebagian kecil penyebab yang diketahui antara lain penyakit autoimun, urtikaria fisis (udara dingin, akuatik, solar, tekanan, vibratori), infeksi kronik (infeksi gigi dan sinusitis).

Pengobatan Alergi

Pengobatan alergi dilakukan dengan farmakoterapi yang memperhitungkan keamanan, efektifitas dan kemudahan dalam pemberiannya ; imunoterapi serta edukasi pasien.

Salah satu farmakoterapi yang dianjurkan dalam pengobatan alergi adalah dengan obat anti histamin dari generasi terbaru seperti cetirizin. Berbeda dengan antihistamin klasik / generasi pertama (misalnya chlorpheniramine, cyproheptadine, dexclorpheniramine, dll), antihistamin generasi kedua / terbaru umumnya memiliki efek sedatif yang rendah (efek mengantuk rendah), efektif dan sebagian bersifat anti - inflamasi ringan.

Saat ini salah satu obat anti histamin, yaitu cetirizin telah masuk ke dalam kategori obat wajib apotek dari Badan POM sehingga dapat dibeli di apotek dalam jumlah tertentu dengan melalui resep dokter.(Ijs)


Sumber :
Indosiar.com

8 Cara Mengatasi Alergi

Bersin-bersin, mata gatal, sesak kambuhan juga bisa terjadi pada musim hujan ini, hal ini sangat menjengkelkan dan membuat anda tidak nyaman.

pohon-pohon, rumput, semak2 liar membombardir udara dengan serbuk sari, Jamur-jamur yang keluar mulai melepaskan spora keudara saat musim panas secara terus menerus, yang dapat menyebabkan iritasi akut. Bahkan, reaksi terhadap jamur (yang berkembang pada udara hangat, beriklim lembab baik luar dan dalam) serta serbuk sari mungkin lebih dari masalah didaerah2 tertentu pada saat musim panas, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya.

Jika Anda bersin seperti orang gila, berikut ada beberapa tips untuk berada di luar ruangan, tetap bisa aktif, dan dapat terbebas dari gejala alergi sepanjang musim

1. Rencanakan untuk Berolahraga
Saat berolahraga mungkin anda sulit bernapas dan menghirup udara terasa lebih berat daripada ketika Anda, katakanlah nonton TV. Dengan menghirup udara lebih saat anda menarik napas, maka serbuksari dan spora diudara juga akan lebih banyak terhisap. Maka lebih baik berolahraga di dalam ruangan, untuk menghindari terjadinya alergi dimana banyaknya serbuk sari dan spora yang terbentuk diluar. Namun Jika anda lebih suka berolahraga diluar, cobalah untuk meminimalkan gejala alergi anda. dengan meminum antihistamin sebelum berolahraga. pilihlah jalan yang sedikit mengandung alergen, seperti pepohonan dan rumput.

Asap dari knalpot juga dapat memperburuk gejala alergi, kata Malcolm N. Blumenthal, MD, direktur Program Asma dan Alergi di University of Minnesota Medical School di Minneapolis.

2. Waspadai alergi bukan musiman.
Bulu hewan dan tungau debu juga dapat menjadi alergen yang sangat potensial, Waspadai lantai dari karpet, permadani, selimut dan tirai, yang merupakan habitat terbaik bagi tungau debu. Cuci karpet, seprai dan gorden dengan air panas (lebih dari 80°C) untuk membunuh tungau.
Untuk Ruangan dalam Gunakan dehumidifier untuk mengeringkan basement Anda, dan gunakan Exhaust fan di daerah yang rentan terhadap kelembaban dan jamur, seperti dapur dan kamar mandi. Cuci kamar mandi secara berkala, dan jangan terlalu banyak bercocok tanam (pot tanaman) disekitar rumah.

3. Gunakan pakaian dengan bahan alami.
Hindari pakaian berbahan sintetis seperti polyester, siapa yang mengira bahwa Ketika kain sintetis bergesekan satu sama lain, mereka menciptakan suatu muatan listrik yang dapat menarik serbuk sari yang ternyata juga bermuatan listrik, kata Gailen D. Marshall, MD, PhD, direktur klinik imunologi dan alergi di University of Mississippi.
Bahan Serat alami seperti kapas baik bagi pernapasan, mereka tetap kering dimana jamur tidak dapat berkembang biak dengan baik

4. Suka Berkebun..?
Cara terbaik untuk menangani pekerjaan halaman adalah dilakukan orang lain. minum antihistamin atau cromolyn sodium sekitar setengah jam sebelum berkebun, pakailah masker saat berkebun.
Pertimbangkan untuk menanam pohon yang tidak banyak memproduksi serbuk sari ringan seperti apel, pohon ceri dan azalea, mereka menghasilkan serbuk sari lilin yang terlalu berat untuk terbawa angin.

5. Cucilah tubuh Anda
Ketika Anda di luar, serbuk sari dan spora jamur dapat hinggap ke rambut, alis, bulu mata, dan kulit anda. cucilah atau mandilah setelah bepergian keluar rumah, hal ini juga berlaku bagi hewan peliharaan anda

6. Tindakan Pencegahan
Antihistamin dan dekongestan secara signifikan dapat mengurangi gejala alergi, namun jika hidung Anda masih terganggu, mungkin saatnya untuk berkonsultasi kedokter immunologi untuk mendapatkan obat semprot hidung steroid, yang dapat meredakan gejala-gejala ini lebih baik dari sebuah antihistamin, kata David Shulan, MD, FAAAI, wakil presiden Bersertifikat Konsultan Alergi & Asma, praktik di Albany, NY. Anda juga dapat meminta imunisasi alergi secara berkala.

7. Minumlah teh hijau.
secangkir teh hijau dapat mencegah sakit jantung, kanker, dan menambah kekebalan terhadap alergi juga.
penelitian diJepang menemukan bahwa EGCG, senyawa antioksidan yang berlimpah dalam teh hijau, dapat membantu menghentikan respon tubuh Anda terhadap berbagai alergi, termasuk serbuk sari, bulu binatang peliharaan, dan debu. Seduhan dua atau tiga cangkir sehari teh hijau membantu memperkuat pertahanan tubuh, kata Lester A. Mitscher, PhD, seorang profesor kimia obat di University of Kansas dan penulis The Green Tea Book : China's Fountain of Youth.

8. Lakukan Yoga secara teratur
Stress dapat membangkitkan peradangan, yang dapat meningkatkan respons alergi tubuh Anda, " kata Tina Sindwani, MD, asisten klinis profesor kedokteran di University of California di San Francisco. "
Yoga terbukti efektif mengurangi stres, sehingga dapat memberi pertolongan. Selain itu, berbagai teknik pernapasan yoga dapat membantu membuka saluran pernapasan lebih baik, dan pose tertentu dapat memperluas paru-paru."

Sumber : msnbc.msn.com

Sumber :
Tritunggal.net

Memahami Alergi Makanan Laut

Kenikmatan menyantap makanan laut di pinggir pantai, ditemani deburan ombak dan terpaan angin laut, tiba-tiba bisa menjadi mimpi buruk jika anda mulai mengalami reaksi yang tidak menyenangkan di tubuh anda. Apakah anda mengalami alergi terhadap makanan laut? Bisa ya bisa juga tidak.

Makanan laut memang dikenal sering menimbulkan alergi. Makanan laut menempati urutan ketiga dalam hal makanan yang paling sering menimbulkan alergi.

Tiga jenis makanan laut yang dapat memicu alergi:

Ikan. Terdapat dua kategori ikan: “ikan bertulang keras” (contoh: salmon, cod, tuna, mackerel, sardine, ikan pedang) dan “ikan bertulang rawan” (contoh: hiu). Semua ikan bertulang keras mengandung parvalbumin, yaitu protein dalam ikan yang dikenal dapat memicu alergi.Sedangkan ikan bertulang rawan belum diketahui apakah mempunyai parvalbumin atau tidak.

- Crustacean. Contoh: kepiting, lobster, udang.

- Mollusk. Contoh: kerang, tiram, remis, ikan gurita, cumi-cumi.


REAKSI ALERGI

Reaksi alergi dapat muncul pada orang yang peka ketika orang tersebut:

- Memakan protein makanan laut

- Menghirup protein (misal, dari makanan laut yang sedang di masak)

- Menyerap protein melalui kulit (misal, ketika membersihkan makanan laut)


Reaksi alergi dimulai ketika sistem imun bereaksi secara berlebihan terhadap protein makanan laut, menganggapnya sebagai zat yang berbahaya. Untuk melawan protein, sistem imun melepaskan antibodi IgE ke sirkulasi darah. Antibodi ini berinteraksi dengan sel darah putih (sel mast dan basofil) untuk memicu pelepasan histamin dan berbagai zat kimia lain ke dalam darah. Histamin dan berbagai zat kimia inilah yang merangsang gejala alergi.

Reaksi alergi makanan laut dapat muncul dalam berbagai tanda dan gejala. Gejala umumnya muncul dua jam setelah terpapar, walaupun dalam beberapa kasus mungkin baru muncul dalam waktu 24 jam. Gejala yang muncul bisa bersifat ringan sampai parah.

- Gejala yang ringan sampai sedang bisa terdiri dari:

- Gangguan kulit: gatal, merah dan bengkak

- Gangguan saluran pencernaan: kram perut, diare, mual, nyeri ulu hati dan produksi gas berlebihan

- Gangguan saluran pernafasan: hidung berair, bersin, batuk atau kesulitan bernafas (lebih sering terjadi jika makanan laut terhirup)

- Gangguan rongga mulut: rasa geli di mulut atau bengkak di bibir, lidah atau tenggorokan.



Orang yang mengalami reaksi alergi sebaiknya sesegera mungkin mencari pengobatan karena terdapat kemungkinan gejala akan makin parah mengarah pada terjadinya “anaphylactic shock”. Gejala yang parah bisa berupa:

- Nafas pendek-pendek

- Rasa sesak di dada atau tenggorokan

- Tersedak

- Kehilangan kesadaran

- Tekanan darah turun drastis



REAKSI NON ALERGI

Dalam kasus lain, reaksi terhadap makanan laut bisa terjadi bukan karena alergi tetapi karena hal lain, diantaranya:

Keracunan histamine. Beberapa jenis ikan seperti mackerel, tuna, herring dapat mengeluarkan histamin. Saat seseorang memakan ikan tersebut, histamin ini dapat menimbulkan gatal dan pemerahan mirip reaksi alergi.

Alergi anisakis. Anisakis adalah sejenis cacing yang hidup di usus ikan dan beberapa makanan laut lainnya. Cacing ini bisa menimbulkan alergi, tetapi karena cacing bukan bagian sebenarnya dari ikan, tidak bisa disebut sebagai alergi makanan laut. Alergi terhadap cacing biasanya muncul pada ikan mentah atau ikan yang tidak dimasak hingga matang.

Alergi akuarium. Makanan untuk ikan akuarium sering terbuat dari protein yang berasal dari udang atau makanan laut lainnya. Makanan yang berbentuk kering ini mudah sekali terbang ke udara dan terhirup oleh manusia, memicu reaksi alergi di saluran pernafasan seperti asma, rhinitis alergika dan bronkhitis.

Alergi benzoate. merupakan reaksi terhadap bahan pengawet benzoat yang digunakan untuk mengawetkan berbagai jenis kerang. Banyak orang yang alergi terhadap bahan pengawet ini. Karena kerang sering diproses dengan jumlah pengawet yang cukup banyak kemungkinan dapat terjadi reaksi alergi yang cukup parah.



MENGHINDARI ALERGI MAKANAN LAUT

Orang yang alergi terhadap makanan laut harus berhati-hati terhadap berbagai produk yang mengandung makanan laut mereka juga sebaiknya membaca dengan baik label obat-obatan, kosmetik, krim maupun salep, karena beberapa produk mungkin mengandung makanan laut.

Jika anda terlanjur mengalami reaksi alergi, sesegera mungkin mencari pengobatan agar gejala tidak bertambah parah atau berlangsung terus menerus. Tenaga kesehatan mungkin akan memberikan antihistamin, obat pelega pernafasan atau obat steroid tergantung keparahan gejala.(dn!)

Sumber :
Century-pharma.com

Melindungi Anak dari Alergi

Oleh: dr. Jessica Florencia

Anak-anak dengan kedua orang tua yang memiliki alergi memiliki kecenderungan yang besar untuk memiliki alergi juga. Bentuk alergi tersebut dapat bermanifestasi pada saluran pencernaan, saluran pernapasan dan organ kulit. Namun, perkembangan alergi ini dapat dicegah sedini mungkin sejak di dalam kandungan.

Cara terbaik untuk mencegah alergi adalah dengan mengenali faktor risiko alergi pada janin sehingga dapat melakukan pencegahan pada saat kelahiran. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan atau dokter spesialis anak biasanya akan melakukan pengenalan faktor risiko alergi pada janin dengan menggunakan kartu deteksi dini.

Adapun tips-tips yang terbukti efektif mencegah atau mengurangi risiko alergi makanan pada anak:

Pada Kehamilan:

Dilarang merokok selama hamil
Jangan memelihara binatang di rumah atau di tempat penitipan anak
Lakukanlah upaya untuk mengurangi debu di rumah

Setelah Kelahiran:

Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan
Jika Anda tidak dapat menyusui bayi karena alasan medis tertentu, mintalah saran dokter Anda mengenai alternatif pemberian susu formula hipoalergenik
Susu kedelai atau susu kambing TIDAK efektif mencegah timbulnya penyakit alergi pada anak yang mempunyai riwayat alergi
Sapih bayi Anda setelah enam bulan pertama kehidupannya atau lebih. Perkenalkan satu makanan baru setiap minggu tetapi hindari makanan yang dapat menimbulkan alergi selama satu tahun pertama.

Panduan Pemberian Makanan Untuk Mencegah Timbulnya Alergi:

Makanan yang jarang menimbulkan alergi (diperkenalkan sejak usia 6 bulan): beras, wortel, pir, apel, alpukat.
Makanan yang biasanya bisa ditoleransi, namun dapat menimbulkan alergi (diperkenalkan sejak 6 bulan): gandum, havermut, daging, kambing, ayam, brokoli, kol, kentang, bayam, jagung (minyak jagung), pisang dan lobak cina.

Makanan yang kemungkinan mengakibatkan alergi (diperkenalkan sejak usia 9 bulan): kuning telur (harus dimasak hingga matang), kacang-kacangan (kedelai, kacang hijau) & ikan (air tawar).
Makanan yang kemungkinan besar menimbulkan alergi (diperkenalkan sejak usia 12 bulan): makanan laut (udang, kepiting), putih telur dan kacang tanah.

Bila kedua orang tua memang memiliki faktor alergi yang kuat, maka sangatlah baik untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandugan dan atau dokter spesialis anak dari sejak awal kehamilan.[](JF)

Sumber:
Departemen Ilmu Kesehatan Anak dan Departemen Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sumber :
klikDOKTER

10 Tempat Pemicu Alergi

Alergi bisa dipicu oleh apa saja yang ada disekitar kita dan tergantung dari kerentanan masing-masing orang. Setidaknya ada 10 tempat pemicu alergi yang bisa jadi panduan untuk menghindari alergi.

Sumber alergi yang selama ini diketahui adalah bulu binatang, jamur, debu, tungau (serangga kecil) atau serbuk sari yang dibawa dari luar rumah. Tapi bahan pemicu alergi atau biasa disebut alergen mungkin saja mengintai di tempat-tempat tertentu yang kadang tak terduga dan bisa membuat kondisi seseorang bertambah buruk.

Dikutip dari Prevention, Rabu (6/10) ada beberapa tempat yang bisa membuat seseorang bersin atau memicu munculnya alergi, yaitu:

1. Bantal sofa dan boneka mainan
Saat seseorang duduk di sofa atau bermain dengan boneka mainan, maka barang tersebut akan langsung kontak dengan kulit. Hal ini berarti ada kemungkinan serpihan kecil yang mengelupas memicu timbulnya tungau debu. Usahakan selalu membersihkan sofa dengan penyedot debut selama 10-15 menit setiap pekannya.

2. Rak buku
Debu yang menempel pada rak buku, termasuk bingkai foto atau barang lainnya yang menumpuk dapat memicu timbulnya alergi. Buku juga berkontribusi terhadap adanya kemungkinan alergen yang muncul dari percetakan, terutama jika kondisinya lembab. Usahakan untuk menjauhkan rak buku dan segala jenis rak lainnya dari kamar tidur, serta rajin membersihkan permukaan rak setidaknya sekali dalam sepekan.

3. Bantal tidur
Kehangatan dan kelembaban tubuh seseorang mendorong debu dan tungau tumbuh di bantal tidur, tidak peduli apakah bantal terbuat dari kapuk atau busa. Untuk mengatasinya usahakan mengganti bantal baru setiap tahunnya serta mengganti sarung bantal setiap sepekan sekali. Jika memungkinkan, tidak ada salahnya untuk mencuci bantal satu atau dua kali dalam sebulan.

4. Lantai kamar mandi
Beberapa orang terkadang mendapati dirinya bersin-bersin atau mengi ketika keluar dari kamar mandi. Kondisi ini kemungkinan akibat kelembaban yang terjebak pada lantai kamar mandi, sehingga debu tungau dan jamur dapat berkembang biak dengan leluasa. Sebaiknya membersihkan lantai kamar mandi setiap pekan. Selain itu tak ada salahnya untuk membuka jendela setelah selesai mandi, sehingga terjadi sirkulasi udara.

5. Segel di pinggiran pintu kulkas
Tempat tersebut merupakan salah satu daerah yang jarang dibersihkan, sehingga menjadi tempat perkembangbiakan yang ideal. Tempat tersebut biasanya kotor akibat adanya remah makanan yang jatuh atau tumpah saat keluar atau masuk kulkas dan lembab, sehingga jamur dapat tumbuh. Untuk mengatasinya lap segel dengan menggunakan kapas atau kain secara menyeluruh setiap minggu.

6. Pemanas makanan
Ternyata panci yang mendidih bisa menjadi pemicu alergi yang signifikan. Uap yang berembus dari panci atau wajan setiap harinya akan menempel di dinding, plafon, rak atas atau tempat-tempat disekitarnya. Untuk itu pastikan kipas kompor gas berfungsi dengan baik untuk mencegah kelembaban dan menghilangkan spot-spot tersebut.

7. Pakaian lembab
Membiarkan pakaian yang basah di keranjang baju atau mesin cuci bisa menyebabkan kuman, jamur dan bakteri tumbuh serta menyebar ke tumpukan cucian. Karena itu segeralah cuci pakaian yang lembab atau basah, dan jika memang memiliki alergi sebaiknya menggunakan deterjen cair agar tidak memperburuk alergi.

8. Rambut dan pakaian
Ketika seseorang tiba di rumah setelah bepergian, maka debu dan serbuk dari luar bisa menempel di rambut dan pakaiannya. Rambut yang panjang dan gaya rambut yang cenderung longgar lebih memudahkan alergen menempel.

Untuk menghindarinya, gunakan pelindung rambut seperti topi atau scarf. Ketika tiba di rumah, gantilah dengan pakaian yang biasa digunakan di rumah dan membersihkan rambut dengan cara mencuci dan menyisirnya.

9. Akuarium ikan
Jika tidak dirawat dengan benar, maka akuarium berisi ikan-ikan yang lucu bisa menjadi pemicu timbulnya alergi. Jamur bisa tumbuh di dalam atau luar akuarium, serta makanan ikan yang berserakan juga dapat mengembangkan koloni tungau atau jamur.

Untuk itu bersihkan akuarium secara teratur dengan mengelapnya hingga kering dan membersihkan pakan ikan yang berserakan.

10. Tamu yang memiliki hewan peliharaan
Tanpa disadari, tamu yang datang bisa membawa bulu binatang peliharaannya ke dalam rumah. Bulu yang ikut terbawa ini biasanya jika menempel di pakaian dan menyebar di furniture, meskipun hewan peliharaannya tidak dibawa. Jika diketahui teman atau saudara memiliki hewan peliharaan, tak ada salahnya untuk rajin membersihkan sofa atau mungkin melapisinya dengan filter HEPA yang dapat menangkap partikel kecil.

dtc/tiw

Sumber :
Solo Pos

Yang Keliru Tentang Alergi

Banyak orang mengira, alergi bisa diusir dari kehidupan. Benarkah alergi dapat disuruh pergi? “Yang paling mungkin adalah menghindarinya,” kata Dr Zakiudin Munasir SpA(K). Masyarakat kerap berpandangan keliru terhadap alergi. Alergi disebut-sebut hanya bisa dialami oleh individu yang orang tuanya memiliki riwayat alergi. “Padahal, mereka masih punya risiko lima persen untuk terusik alergi,” urai Kepala Divisi Gastroenterologi dan Hepatologi Pediatrik di Kinderpoliklinik, Jerman, Prof Sibylle Koletzko.

Akan tetapi, memang betul orang tua yang alergi akan mewariskan bakat alergi pada keturunannya. Anak berisiko alergi sebesar 20 persen saat salah satu ayah bundanya alergi. “Risikonya meningkat menjadi 40 persen kalau kedua orang tua alergi,” jelas Kolezko.

Sementara itu, ayah dan ibu yang memiliki kesamaan manifestasi alergi diperkirakan bakal memiliki anak yang juga alergi. Tingkat risikonya mencapai 75 persen. “Faktanya, kini prevalensi alergi meningkat empat sampai lima kali lipat dibandingkan awal tahun 1960-an,” kata pakar internasional kesehatan anak ini. Koletzko melihat faktor genetik tidak berperan dalam hal ini. Artinya, tak ada perubahan dalam gen yang menjadi pemicu.

Fenomena unik Dalam lima dekade terakhir, lanjut Koletzko, di kawasan Asia Tenggara, terjadi fenomena unik. Angka penyakit infeksi semacam tuberkulosis dan campak terpantau menurun. "Sebaliknya, terjadi peningkatan signifikan angka penyakit gangguan sistem daya tahan tubuh, seperti lupus dan alergi." Hygiene hypothesis sedikit-banyak bisa menjelaskan fenomena tersebut. Ketika berada di lingkungan buruk, orang gampang terkena infeksi.

Saat tubuh digerogoti infeksi, sistem imunitas sibuk. Fokusnya, memberantas bakteri.
"Alhasil, ia luput mengenali alergen," papar dia. Koletzko mengungkapkan, penyakit alergi sangat erat kaitannya dengan daya tahan tubuh anak. Ini merupakan bentuk respons sistem imunitas yang menyimpang, reaksi berlebihan terhadap substansi yang biasanya tak berbahaya.

Pada usia dini, tanda-tanda reaksi alergi biasanya berupa infeksi kulit. Penampakannya bervariasi. "Mulai dari eksem di pipi, bengkak di mulut, dan gatal-gatal," ucap sekretaris GI-committee of the European Society of Paediatric Gastroenterology and Nutrition (ESPGHAN) ini. Selain itu, pada usia bayi, alergi juga kerap menyerang saluran cerna.

Ia akan sering muntah, sakit perut, bahkan diare disertai darah. Sembelit juga kerap ditemui. Seiring bertambahnya usia, ketika anak sudah mulai bersekolah, reaksi utama alergi didominasi oleh gangguan sistem pernapasan. Asma dan rhinitis alergi, contohnya, dipicu oleh debu, bulu hewan, serbuk sari, dan kutu tungau.


Sumber :
Republika

Waspadai Bahaya Alergi Makanan!

Setiap tahun jutaan orang di seluruh dunia terserang alergi makanan. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja dengan berbagai jenis reaksi mulai dari yang ringan, sedang, hingga yang mengancam jiwa. Oleh karena itu yuk kita kenali reaksi alergi terhadap makanan!

Yang dimaksud dengan alergi makanan adalah respon abnormal terhadap sistem kekebalan tubuh akibat mengkonsumsi makanan tertentu. Tingkat alergi makanan ini diperkirakan lebih tinggi menyerang anak-anak daripada orang dewasa.

Hingga saat ini belum ada obat khusus untuk mengatasi alergi makanan. Karena itu sangatlah penting bagi kita untuk menghindari makanan tertentu dan mengenali secara cepat reaksi alergi terhadap makanan. Hal ini sangat penting untuk mencegah terjadinya konsekuensi berupa ancaman kesehatan yang serius.

Saat ini terdapat lebih dari 160 jenis makanan yang dapat menyebabkan reaksi alergi kepada penderita alergi makanan. Namun ada 8 jenis makanan yang diidentifikasikan menjadi penyebab utama alergi makanan ini. Makanan tersebut diperkirakan menjadi penyebab 90% reaksi alergi dan merupakan sumber makanan dimana bahan-bahan makanan lainnya berasal.

Kedelapan makanan yang sering menimbulkan reaksi alergi tersebut adalah susu, telur, ikan, seafood (kepiting, kerang, udang, lobster), kacang-kacangan (almond, walnut, wijen), kacang, sereal (gandum, oat), dan kacang kedelai. Dalam suatu produk makanan biasanya produk-produk tersebut sering mencantumkan tulisan 'lecithin' jika mengandung kedelai, 'flour' jika mengandung gandum dan 'whey' jika mengandung susu. Jadi pastikan untuk membaca lebel bahan makanan secara teliti untuk menghindari alergi makanan.

Untuk mengetahui alergi atau tidaknya terhadap makanan, beberapa gejala biasanya sering muncul sekitar beberapa menit hingga 2 jam setelah mengkonsumsi makanan tersebut. Untuk itu Anda perlu mengenali gejala yang muncul akibat reaksi alergi diantaranya seperti bintik-bintik merah, ruam, biduran, gatal dan perih di mulut, bengkak di wajah, lidah, dan bibir, keram perut, muntah, diare, batuk-batuk, susah bernafas, pusing, dan hilang kesadaran.

Nah, jika terjadi gejala-gejala diatas setelah mengkonsumsi makanan bisa jadi hal tersebut merupakan tanda-tanda alergi makanan. Makanan yang dapat menyebabkan gejala tersebut haruslah dihindari, dan si penderita harus memeriksakan diri ke dokter untuk melakukan serangkaian tes dan evaluasi.

Bagi mereka yang dinyatakan menderita penyakit alergi ini harus mulai belajar membaca lebel makanan untuk menghindari makanan tertentu. Mereka juga dapat belajar untuk mengenali gejala awal reaksi alergi dan penanggulangan dengan cara yang tepat. ( dev / Odi )

Sumber :
Devita Sari
detikFood

Kenali Gejala Alergi

Makanan yang berasal dari laut, kacang-kacangan, susu beserta makanan sejenisnya, bahkan telur dan debu, kerap kali menjadi sumber masalah bagi penderita alergi. Bagaimana tidak, sepanjang hidupnya penderita alergi akan dibuat “menderita” karenanya. Penderita alergi akan mengalami berbagai macam penyakit, seperti gatal-gatal di seluruh tubuh bila bersentuhan langsung, mata bengkak dan berair, flu sampai hidung berair.
Penyakit alergi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Allon dan Argon, yang berarti reaksi yang berubah. Jenis penyakit ini mulanya diperkenalkan oleh dokter berkebangsaan Australia, Clemens Von Pirquet, pada tahun 1906. Pirquet menyatakan bahwa alergi merupakan suatu reaksi abnormal yang terjadi pada seseorang. Bersifat khas dan timbul bila ada kontak, yang biasanya tidak menimbulkan reaksi pada orang normal.
“Alergi merupakan reaksi kekebalan tubuh yang menyimpang atau berubah dari normal yang dapat menimbulkan gejala yang merugikan tubuh, mulai dari gangguan pernapasan hingga kulit,” jelas Dr Zakiudin Munasir SpA (K), Ketua Divisi Alergi Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM di Jakarta, baru-baru ini.

Alergi atau hipersensitivitas bisa dikatakan sebagai kegagalan kekebalan tubuh ketika tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik), orang yang mengalami ini disebut bersifat atopik.

Dengan kata lain, tubuh manusia berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen.

Seseorang yang menderita alergi kerap kali mendapatkannya dari salah satu orang tua, baik ibu ataupun ayah yang memiliki riwayat alergi. Hal ini menunjukkan bahwa alergi bersifat genetis. “Pihak yang kerap kali menurunkan riwayat alergi ke anak ialah ibu, sedangkan ayah hanya sebagian kecil saja,” kata Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Cabang Jakarta ini.

Ada tiga tindakan pencegahan terjadinya alergi, yaitu menghindari penyebab dan pencetus alergi, menjalani cara hidup yang baik dan sehat, serta memakai obat-obatan. Selain itu terdapat beberapa cara tindakan pencegahan sejak dini terhadap anak yang lahir dari orang tua yang mengidap atopik/alergi, bahkan pencegahan ini dapat dimulai sejak anak berada dalam kandungan.


Pencegahan Alergi

Alergi makanan lebih sering terjadi pada usia bayi atau anak dibandingkan pada usia dewasa. Hal itu terjadi karena belum sempurnanya saluran cerna pada anak. Pencegahan penyakit alergi pada trimester kehidupan bayi sangat penting, dimulai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif. “Alergi pada anak dapat dicegah sejak dini dengan memberikan ASI eksklusif selama minimal enam bulan pertama, karena ASI mengandung zat gizi lengkap yang dibutuhkan bayi, seperti protein hypoalergenic, DHA, dan Probiotik, serta Kolostrum yang dapat melindungi bayi dari alergi dan infeksi,” kata Zakiudin.

Probiotik mempunyai peran yang unik dalam proses pencegahan penyakit alergi. Selain menghambat pertumbuhan kuman lain, probiotik juga membangkitkan respons imun mukosa S-IgA. Secara sistemik membangkitkan peranan T regulator yang akan menghambat aktivitas Th2 yang berlebihan, maupun aktivitas Th1 yang berlebihan. Probiotik adalah mikroba dari golongan Bakteri Asam Laktat yang bekerja mempertahankan kesehatan host. Terdapat lebih dari 100 spesies dan lebih dari 10 miliar bakteri dalam usus manusia.

Cara yang dianggap paling murah dan sederhana yang dapat memastikan penyebab alergi adalah dengan mengeliminasi makanan penyebab alergi. “Selain itu semakin meningkatnya usia anak, alergi makanan tertentu akan menghilang, kecuali makanan kacang tanah dan beberapa ikan laut yang biasanya dapat menetap hingga usia dewasa,” tambah Zakiudin.

Penanganan alergi pada bayi haruslah dilakukan secara benar, paripurna dan berkesinambungan. Pemberian obat secara terus-menerus bukanlah jalan terbaik dalam penanganan alergi, tetapi yang paling ideal adalah menghindari penyebab yang bisa menimbulkan keluhan alergi tersebut.
“Penghindaran penyebab alergi ini harus disertai edukasi yang baik terhadap orang tua atau orang lain di lingkungan anak,” pesan Zakiudin. (heru guntoro)


Sumber :
Sinar Harapan

Test Alergi

Apakah Alergi Itu?
Alergi adalah terjadinya perubahan ataupun penyimpangan reaksi tubuh terhadap bahan/substansi yang disebut dengan alergen. Alergen banyak terdapat di sekitar kita, namun sebenarnya alergen tersebut tidak berbahaya bagi orang normal.

Bagaimana cara alergen masuk ke dalam tubuh kita?
Alergen masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara, yaitu dapat melalui saluran nafas (hirupan), saluran cerna (dimakan), kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir mata, melalui gigitan/sengatan serangga, dan melalui suntikan.

Bahan apa saja yang dapat menyebabkan alergi?
Debu
Tungau
Kecoa
Bulu/serpihan kulit binatang
Serbuk sari tumbuhan
Jamur
Makanan
Obat-obatan
Kosmetik
dll

Apakah alergi merupakan penyakit keturunan?
Bukan. Siapa saja dapat menderita alergi, tetapi apabila ada satu atau kedua orang tuanya menderita alergi, kemungkinan seseorang untuk menderita alergi akan lebih besar.

Dimana saja reaksi alergi dapat timbul?
Tergantung pada lokasi tubuh atau tempat reaksi terjadi, seperti hidung, mata, paru-paru, saluran cerna, kulit, sistem peredaran darah, dll. Alergi paling sering terjadi pada hidung (Rhinitis Alergika), paru-paru (Asma), kulit (Biduran, Eksim).

Apakah Rhinitis Alergika itu?
Rhinitis Alergika yaitu reaksi alergi yang terjadi pada hidung dan selaput lendir. Hal ini dapat terjadi apabila tubuh terpapar alergen melalui saluran nafas, dengan gejala: hidung tersumbat, bersin-bersin, meler, gatal pada hidung dan mata, serta mata berair.

Bagaimana cara memastikan seseorang menderita Rhinitis Alergi?
Reaksi alergi sangat kompleks dan kadang-kadang sulit untuk membedakan dengan penyakit lain yang mempunyai gejala mirip seperti polip, infeksi virus, bakteri, reaksi hidung yang disebabkan terjadinya perubahan cuaca (suhu) dan polusi udara. Untuk mengetahui lebih pasti penyebabnya, maka perlu dilakukan pemeriksaan test kulit (Prick Test)

Apakah penyakit alergi dapat diobati?
Gejala alergi dapat dikurangi ataupun dikendalikan dengan menghindari penyebabnya atau dengan pemberian obat-obatan.
JANGAN ABAIKAN ALERGI

TEST ALERGI
Harga: Rp. 350.000
Termasuk 1 (satu) buku hasil Test Alergi


Sumber :
http://www.rsharapanbunda.com/test-alergi/

Test Alergi - RS Harapan Bunda Jakarta

Solusi Mengatasi Alergi

ALERGI ternyata merupakan kumpulan penyakit yang cukup sering dijumpai di masyarakat. "Sekitar 20 persen penduduk pernah menderita alergi," kata spesialis paru RS Gading Pluit, dr Irwandi R SpP.

Di samping aspek genetik dan lingkungan sebagai pemicu, rupanya permeabilitas saluran cerna juga turut berpengaruh. Konsekuensinya, bayi lebih rentan terkena alergi, mengingat kondisi saluran cernanya belum sempurna. Itulah sebabnya, bayi disarankan diberi ASI (air susu ibu) eksklusif, setidaknya hingga usia 6 bulan.

Pada dasarnya, tidak ada bayi yang alergi ASI. Kalaupun didapati gejala seperti bayi sering menangis tanpa sebab, sebenarnya bukan disebabkan ASI-nya, melainkan makanan yang dikonsumsi ibunya selama menyusui. Untuk itu, ibu menyusui harus benar-benar memperhatikan pola makannya.

Nah, bayi yang tidak mendapat ASI biasanya digantikan dengan susu sapi. Padahal, di Indonesia susu sapi merupakan penyebab alergi terbanyak, terutama pada bayi. "Susu sapi yang merupakan protein asing utama bagi bayi pada bulan-bulan awal kehidupannya berpotensi menimbulkan reaksi alergi yang pertama kali, dengan gejala-gejala pada saluran cerna seperti diare dan muntah," ungkap Dr Zakiudin Munasir SpA(K).

Alergi akibat protein susu sapi (baik dalam bentuk es krim, keju, atau kue) bisa menetap sampai akhir masa kanak-kanak. Namun,anak yang alergi susu sapi belum tentu alergi terhadap daging sapi maupun bulu sapi. Telur ayam juga sering kali menjadi allergen, terutama pada anak yang menderita dermatitis atopik.

Kacang kedelai dan sejenisnya mempunyai sifat alergenitas yang rendah sehingga sering digunakan sebagai pengganti susu sapi pada anak yang alergi terhadap susu sapi, namun sifat allergenitas ini bisa dikurangi dengan cara memanaskannya.

Terkait pengobatan alergi, dokter biasanya memberikan obat-obatan seperti antihistamin dan kortikosteroid (baik yang diberikan lewat mulut, suntikan, maupun inhalasi) untuk memperkuat dinding sel mast dalam tubuh pasien. "Obat-obatan umumnya hanya menghilangkan gejala-gejala tanpa menghilangkan faktor penyebabnya. Jadi, sembuhnya kerap hanya sementara," ungkap Irwandi.

Sementara itu, imunoterapi dilakukan dengan menyensitisasi. Caranya, kulit si pasien dipapari allergennya sedikit demi sedikit sehingga lama-lama menjadi kebal (tollerance). Dr Wesley Burks, dalam tulisan yang dipublikasikan di Lancet Medical Journal baru-baru ini juga mengemukakan tentang kemungkinan terobosan baru imunoterapi untuk alergi kacang.

"Seperti halnya terapi lainnya, terapi ini nantinya akan mengubah respons kekebalan terhadap kacang-kacangan dari yang tadinya alergi menjadi nonalergi," katanya.

Sebagai bahan untuk imunoterapi, Burks mengusulkan menggunakan genetik protein yang terkandung dalam kacang-kacangan itu sendiri. Ia optimistis akan metode tersebut, mengingat bukti keberhasilan penerapan metode yang sama, misalnya percobaan herbal China terhadap hewan.

"Rancangan genetik ini juga memungkinkan terciptanya jenis kacang bebas alergi," ungkapnya.

Selain obat dan imunoterapi, upaya menghapus alergi juga bisa ditempuh melalui alat yang berprinsip pada terapi bioresonansi. Dasar pengobatan alat asal Jerman yang disebut Bicom 2000 ini menggunakan pendekatan ilmu fisika, yaitu gelombang atau kuantum.
(sindo//tty)

Sumber :
http://lifestyle.okezone.com/read/2008/05/08/27/107460/solusi-mengatasi-alergi
8 Mei 2008

Alergi Kucing Bisa Sebabkan Asma

Lebih dari 50% kasus asma di Amerika Serikat disebabkan oleh alergi, terutama terhadap kucing, demikian hasil penelitian yang dirilis oleh Institut Kesehatan Nasional (NIH).


Para pengidap asma, yaitu orang yang memiliki alergi, diperdebatkan oleh kalangan medis berkaitan erat dengan hewan peliharaan, debu, kuman, jamur, makanan, kecoa, debu jalanan, asap dan daun gugur. Jika serangan asma datang, dampaknya bisa sangat mengancam keselamatan jiwa.

Lemahnya konsensus di kalangan para dokter membuat para orang tua pengidap asma banyak yang merana akibat melihat anaknya sulit tidur dan bernafas pada malam hari, tanpa tahu apa yang bisa mereka lakukan.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sekitar 56,3% kasus asma ternyata disebabkan oleh alergi yang ditimbulkan oleh interaksi gen-lingkungan sekitar dan bisa ditangani dengan tes kulit, kata Darryl C. Zeldin, peneliti senior di NIH.

Alergi kucing didapati terjadi pada 29,3% kasus asma, diikuti oleh jamur Alternaria yang menyebabkan 21,1%, dan Oak putih 20,9%. Oak putih adalah pohon tua yang aslinya hidup di Amerika Utara dan dapat ditemukan pula hingga Texas dan Minnesota.

"Hasil penelitian ini menginformasikan kepada kita bahwa alergi adalah faktor utama munculnya asma," kata Peter Gergen dari Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.

"Tapi penelitian ini juga memberitahukan pada kita bahwa ada banyak orang yang mengidap asma tapi tidak mengalami alergi. Kita masih harus banyak melakukan penelitian untuk memahami penyebab asma yang tidak terkait dengan alergi ini," katanya.

Beberapa jenis unsur penyebab alergi lainnya pun turut diuji, di antaranya rumput-rumputan, rumput Bermuda, kacang, dan kecoa Jerman, tapi hanya kucing, jamur, dan Oak putih yang positif dan secara independen terkait langsung dengan asma.

"Sensitivitas terhadap kucing terlihat sebagai faktor resiko terbesar dalam kemunculan asma," kata Zeldin.

Sebagian peneliti memperkirakan paparan terhadap kucing pada usia-usia dini bisa melindungi anak dari alergi, tapi jika anak sudah menunjukkan gejala-gejala alergi terhadap kucing atau asma, maka orang tua seharusnya menyingkirkan binatang peliharaan mereka itu dari rumah.

Sekitar 10.500 orang diteliti keterkaitannya dengan atopi atau alergi, sebagai bagian dari penelitian ketiga Kesehatan Nasional dan Uji Nutrisi terhadap populasi Amerika Serikat.

"Penelitian ini memastikan bahwa lingkungan sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan asma seseorang," kata Zeldin. "Memang penyakit ini kompleks dan tidak mudah, tapi bila kita bisa mencegah kemunculan gejala dan alerginya, maka banyak kasus asma bisa dicegah." (*/cax)


Sumber :
http://www.kapanlagi.com/a/old/alergi-kucing-bisa-sebabkan-asma.html
12 Desember 2007

Alergi Juga Bisa Mematikan

Alergi tidak hanya mengganggu kualitas hidup penderita, namun juga bisa menyebabkan komplikasi yang kadang mengancam jiwa. Salah satu jenis alergi yang dampaknya mematikan adalah alergi obat.

"Di negara maju, alergi makanan, khususnya kacang, bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang berat. Namun di Indonesia, kasus alergi obat yang paling sering menimbulkan akibat fatal," papar dr.Zakiudin Munasir, Sp.A (K), ahli alergi imunologi dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Jakarta.

Apabila setelah minum obat Anda merasakan timbul gatal, tebal atau bengkak, dan kemerahan pada mukosa mulut dan tanpa disertai demam, maka layak dicurigai terkena angioderma. Hendaknya langsung mendapatkan pengobatan medis karena bisa berakibat pada sesak napas.

Obat-obatan yang diperkirakan sering menyebabkan alergi antara lain golongan penisilin, obat analgetik-antipiretik dan parasetamol. "Banyak pasien yang mengalami syok setelah mendapatkan obat-obatan golongan tersebut," kata dr.Zaki.

Gejala alergi obat bisa bervariasi dari yang ringan sampai yang berat, bahkan disertai dengan gangguan kesadaran. Pertolongan yang terlambat diberikan juga bisa berakibat fatal bagi pasien.

Kasus alergi obat cukup sering dijumpai. Itu sebabnya kita harus menggunakan obat secara rasional, artinya hanya menggunakan obat jika perlu dan obat digunakan dengan cara yang benar.


Sumber :
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/07/08/08364976/Alergi.Juga.Bisa.Mematikan
8 Juli 2010

Apa yang Dimaksud dengan Alergi Obat?

Alergi obat yang terjadi bila anda memiliki gangguan reaksi terhadap obat-obatan yang anda gunakan. Anda sistem kekebalan tubuh fights off kembali dengan menetapkan suatu reaksi alergi. Alergi obat yang paling ringan, dan gejala-gejala hilang dalam beberapa hari setelah anda berhenti menggunakan obat. Tetapi ada alergi obat bisa sangat serius.


Beberapa alergi obat hilang dengan sendirinya beberapa waktu. Tetapi setelah anda memiliki reaksi alergi terhadap obat-obatan, anda mungkin akan selalu menjadi alergi obat. Anda juga bisa alergi obat-obatan lainnya yang seperti itu.
Alergi obat merupakan salah satu jenis berbahaya, atau Adverse, reaksi narkoba. Gejala dan perawatan dari berbagai jenis Adverse reaksi berbeda. Jadi dokter akan mengetahui apakah Anda memiliki alergi obat.

Gejalanya apa saja?
Gejala-gejala alergi obat bisa mulai dari ringan ke sangat serius adalah:

¦ hives atau welts, ruam, blisters, atau masalah kulit disebut eksim. Ini adalah yang paling umum gejala alergi obat. Lihat gambar kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi obat.
¦ Batuk, wheezing, Hidung, dan kesulitan bernapas.
¦ demam.
¦ serius kondisi kulit yang membuat kulit melepuh dan mengelupas. Masalah ini disebut racun berhubung dgn kulit necrolysis, dan dapat membawa maut jika tidak dirawat.
¦ Anaphylaxis, yang merupakan reaksi paling berbahaya. Dapat membawa maut, dan Anda akan memerlukan perawatan darurat. Gejala, seperti hives dan kesulitan bernapas, biasanya muncul dalam waktu 1 jam setelah minum obat, reaksi cepat tanpa perawatan, Anda dapat masuk ke shock.

Apa obat-obatan sering menyebabkan reaksi alergi?
Obat apapun dapat menyebabkan reaksi alergi. Beberapa yang umum adalah:

¦ Penicillins (seperti nafcillin, ampicillin atau amoxicillin). Jenis obat-obatan yang paling menyebabkan alergi obat.
¦ Sulfa obat-obatan.
¦ barbiturates.
¦ Insulin.
¦ Vaksin.
¦ Anticonvulsants.
¦ Obat untuk Hyperthyroidism.
Jika Anda alergi salah satu obat-obatan, Anda mungkin alergi lain seperti itu. Misalnya, jika Anda alergi penisilin, Anda mungkin juga alergi sama obat-obatan seperti cephalosporins (cephalexin atau cefuroxime, misalnya).

AIDS atau orang dengan lupus mungkin alergi banyak jenis obat-obatan. Reaksi yang biasanya tidak berbahaya, tetapi mereka dapat membuat sulit untuk mengobati penyakit.

Sebagian orang-terutama mereka yang memiliki reaksi asma seperti aspirin dan ibuprofen. Ini tampaknya seperti reaksi alergi, namun mereka tidak, karena mereka tidak akan mempengaruhi sistem kekebalan. Tetapi ini dapat reaksi parah pada orang-orang yang memiliki asma.

Bagaimana alergi obat didiagnosis?
Dokter akan menanyakan mengenai riwayat obat-obatan di masa lalu. Dokter juga akan menanyakan tentang masa lalu kesehatan Anda.
Ia akan melakukan pemeriksaan fisik.
Jika tidak memberitahu dokter apakah anda memiliki alergi obat, maka ia dapat melakukannya tes kulit apakah Anda memiliki reaksi alergi.
Dalam beberapa kasus, Anda mungkin perlu tes darah atau lainnya jenis pengujian.

Pengobatannya?

Hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk alergi obat adalah untuk berhenti meminum obat yang menyebabkan alergi. Pastikan untuk memakai sebuah gelang tanda medis atau perhiasan lainnya yang berisi obat alergi. Jika Anda berada dalam keadaan darurat, hal ini dapat menyelamatkan hidup anda. Anda juga harus tahu apa yang harus dilakukan jika anda memiliki reaksi alergi.

¦ Bicara dengan dokter untuk melihat apakah Anda dapat menggunakan jenis obat lain.
¦ Jika Anda memiliki reaksi alergi yang mengancam hidup Anda, Anda mungkin harus diberikan epinephrine mencari perawatan medis darurat. Call 118 segera jika Anda mengalami kesulitan bernapas atau jika Anda mulai mendapatkan hives. Anda mungkin juga perlu mengambil obat-obatan lainnya, seperti antihistamines steroid dan obat-obatan. Seorang dokter mungkin meletakkan obat-obatan ini secara langsung ke dalam pembuluh darah (IV).
¦ Jika Anda memiliki reaksi alergi ringan, over-the-counter antihistamines gejala dapat membantu Anda. Anda mungkin perlu resep obat jika ini tidak membantu atau jika Anda memiliki masalah dengan efek samping, seperti kantuk.
Jika Anda tidak dapat mengubah obat, dokter Anda dapat mencoba metode yang disebut desensitization. Ini berarti bahwa Anda akan mulai mengambil jumlah kecil obat yang menyebabkan reaksi Anda. Anda akan perlahan-lahan meningkatkan jumlah Anda lakukan. Hal ini memungkinkan Anda sistem kekebalan "digunakan untuk mendapatkan" obat. Setelah ini, Anda mungkin tidak lagi memiliki reaksi alergi.


Pertanyaan yang Sering Diajukan
Belajar tentang obat alergi:
Apa yang dimaksud dengan obat alergi?
Gejalanya apa saja?
Apa yang dimaksud dengan alergi penisilin?
Apakah saya memiliki alergi obat atau reaksi Adverse?

Yang didiagnosis:
Bagaimana alergi obat didiagnosis?

Cara pengobatan:
Bagaimana alergi obat dirawat?
Bagaimana cara memberikan sebuah epinephrine shot myself?
Bagaimana cara memberikan anak saya yang epinephrine shot?

Hidup dengan obat alergi:
Apa yang bisa saya lakukan di rumah?

Sumber :
http://ezcobar.com/dokter-online/dokter15/index.php?option=com_content&view=article&id=575:apa-yang-dimaksud-dengan-alergi-obat-&catid=35:pengetahuan-umum&Itemid=53
30 Agustus 2009

Bahaya Alergi Obat Bisa Sebabkan Kematian

''Alergi adalah reaksi yang berlebihan terhadap apa pun yang dimasukkan ke dalam tubuh termasuk obat. Ketika diminum, di dalam tubuh terdapat proses sentisisasi yang akhirnya menimbulkan penolakan berlebihan yang tidak mengenakkan sehingga merugikan tubuh sendiri. Reaksi itu bisa berupa gatal, sesak napas, penurunan tekanan darah, reaksi kulit disertai kelainan pada selaput lendir saluran cerna hingga sindrom Stevens-Johnson dan Toksik Epidermal Nekrolizing.''

Alergi obat memang sangat merepotkan. Jika obat itu tidak diminum, penyakit tidak akan sembuh dan makin merajalela, sementara jika diminum malah menimbulkan alergi. Apa yang harus dilakukan?


Penelitian alergi obat sudah sering dilakukan. Beberapa penelitian mengungkapkan reaksi yang tidak diinginkan pada penggunaan obat terjadi sekitar 2% dari sejumlah pasien yang mengonsumsi obat. Reaksi alergi obat ini biasanya ringan.

Namun, menurut spesialis kulit dan kelamin dr. Dewi Inong Irana, Sp.KK. di Jakarta, alergi yang diterima tubuh bukan hanya karena obat berbahan kimia. Minuman suplemen, obat herbal bahkan jamu, dapat menimbulkan reaksi alergi obat. Indikasinya pun hampir mirip dengan obat kimia.

Dewi menjelaskan, alergi adalah reaksi yang berlebihan terhadap apa pun yang dimasukkan ke dalam tubuh termasuk obat. Ketika diminum, di dalam tubuh terdapat proses sentisisasi yang akhirnya menimbulkan penolakan berlebihan yang tidak mengenakkan sehingga merugikan tubuh sendiri.

Reaksi itu, lanjut Dewi, bisa berupa gatal, sesak napas, penurunan tekanan darah, reaksi kulit disertai kelainan pada selaput lendir saluran cerna hingga sindrom Stevens-Johnson dan Toksik Epidermal Nekrolizing (TEN). "Reaksinya tergantung pada orangnya. Setiap orang bisa berbeda, tidak bisa diprediksi. Karena itu jangan disepelekan," katanya.



Alergi Obat yang Parah

Alergi obat diketahui berbahaya jika telah sampai pada tahap parah ditandai dengan tanda seperti sariawan di rongga mulut ataupun adanya selaput lendir di mata. "Bahkan kalau tidak diobati segera dapat menimbulkan kematian," terang Dewi.

Kematian karena alergi obat tidak hanya terjadi di negara berkembang, juga di negara maju yang fasilitas kesehatannya supermaju. Bahkan, di negara-negara Eropa masih terjadi kematian karena alergi obat. Oleh karena itu, di Eropa dibentuk jaringan pemantau alergi obat yang merekam semua kejadian dan memberikan informasi alergi obat yang sering terjadi.

Obat yang biasa menimbulkan alergi, jelas Dewi, biasanya dari golongan antibiotika penisilin, sulfonamide, obat antipiretik (penghilang rasa panas) atau obat analgetik (penghilang rasa sakit). Obat ini biasanya dijual bebas. Karena sering menimbulkan alergi, obat antibiotika seharusnya tidak diminum tanpa resep dokter. "Tetapi, banyak yang membeli sendiri tanpa resep dokter," ujarnya.

Karena itu, lanjut Dewi, penderita alergi obat ini diketahui terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun, dia tidak menyebutkan angka pastinya. Meskipun begitu, kita harus tetap waspada saat mengonsumsi obat. Dewi mengatakan, penderita alergi obat tidak dapat diketahui secara kasat mata.

Bahkan, katanya, reaksi alergi tidak langsung terjadi saat minum obat pertama kali. Ada yang sudah mengonsumsi obat tersebut bertahun-tahun, namun reaksinya baru berlangsung baru-baru saja. "Ada kasus pasien epilepsi yang sudah meminum obat epilepsi selama enam tahun baru timbul reaksi alergi," ungkap Dewi.

Hal itu, terangnya, karena bisa jadi proses sentisisasi di dalam tubuhnya berlangsung lambat. Dapat juga terjadi walaupun tidak sering, seorang yang semula tidak alergi terhadap suatu obat kemudian hari bisa pula menjadi alergi obat. Karena itu, Dewi meminta untuk berhati-hati ketika kita meminum sebuah obat. Terutama segera menghentikan mengonsumsi ketika imbul gejala gatal atau sesak napas.

Demikian pula berat-ringannya reaksi alergi. Seseorang mungkin langsung shock tak sadarkan diri sesaat setelah minum obat yang membuatnya alergi. Sementara yang lain hanya gatal, beberapa saat kemudian hilang gatalnya. Bagi kalangan awam, reaksi alergi obat dianggap keracunan.


Kerja Sama Penanggulangan Alergi Obat

Untuk menghindari terjadinya alergi obat, kata Dewi, perlu kerja sama antara pasien dan dokter. Pasien harus mengemukakan pengalamannya menggunakan obat selama ini, apakah obat tertentu membuat tubuh alergi atau dicurigai menimbulkan alergi. Dia menyarankan bagi yang telah terserang gejala seperti di atas segera memeriksakan ke dokter.

Nantinya, dokter akan memberikan semacam kartu kepada pasien yang berisi catatan alergi obat pasien, sehingga dia tidak akan memberikan obat yang sama pada pasien tersebut. Untuk menghentikan alergi obat, memang hanya ada satu cara yaitu dengan menghentikan pemakaian obat itu, dan mengatasi keadaan yang timbul akibat alergi.

"Jadi, sebenarnya dokter itu tidak tahu dia alergi obat apa saja. Makanya dia akan bertanya sebelum diperiksa apakah dia alergi obat tertentu atau tidak. Kalaupun misalnya ada pasien yang merasa sakit setelah meminum obat tertentu, si dokter tidak bisa disalahkan karena ini tidak bisa diprediksi," tuturnya.

Ditambahkan Dewi, banyak pihak berpendapat bahwa kasus alergi disamakan dengan malpraktik, terlebih jika mengakibatkan efek berat semisal Steven Johnson Syndrome atau akibat fatal misalnya kematian. Karena itu, terlepas dari kendala menyangkut alergi obat, sudah selayaknya para dokter melengkapi dirinya (praktik pribadi ataupun bekerja di institusi layanan medis) dengan peranti rekam medik.

Senada dengan itu, Guru Besar Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Armen Muchtar, DAF.DCP., Sp.FK(K). mengatakan, besar dan parahnya alergi obat yang terjadi itu tidak bisa ditentukan. Karena proses alergi tergantung dari dua sisi yaitu orang dan obatnya itu sendiri. "Setelah reaksi obat itu terjdi di tubuh, kita harus hati-hati. Segera periksa ke dokter dan hentikan mengonsumsi obat tersebut lagi," tandasnya.

Armen menambahkan, biasanya penderita alergi obat karena faktor keturunan di mana terdapat riwayat keluarganya yang juga alergi terhadap suatu obat. "Juga penderita asma atau penyakit-penyakit menahun biasanya mereka alergi obat. Dia memiliki auto-imun di dalam tubuhnya yang kecenderungan bereaksi saat meminum obat tertentu," katanya

Sumber :
http://www.balipost.com/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=29771
dalam :
http://www.picastech.com/2010/04/bahaya-alergi-obat-bisa-sebabkan.html
11 April 2010

Alergi

Seiring dengan kemajuan teknologi farmasi (obat) muncul pula reaksi obat yang di sebut “Adversi” yang sering menimbulkan persoalan baru di luar penyakit dasar. Menurut ilmu kedokteran ada beberapa adversi yang sifatnya ringan, ada pula yang berat diantaranya yang disebut hipokalemia, intoksikasi digitalis, keracunan aminofilin, dan reaksi analfilaktik. Sedangkan gatal-gatal akibat alergi obat dan mengantuk merupakan bentuk adversi ringan.
Reaksi terberat akibat alergi obat dinamakan analfilaktik. Alergi semacam ini berpotensi merenggut nyawa dalam kasus ini seluruh oragan terkena alergi.

Gejala Alergi ditunjukan antara lain :
- rasa lelah, lemah
- rasa gatal dihidung
- rasa tak enak yang sukar dilukiskan
- rasa tak enak didada dan perut.
Alergi juga bisa menyerang pernafasan, orang yang mengalaminya akan merasakan gatal-gatal dihidung, hidung tersumbat atau bersin-bersin. Jika laergi menyerang larings, penderita akan terasa seperti tertekik, serak dan sesak nafas tak jarang pula alergi juga muncul dikulit dan mata.
Bila alergaen menyerang susunan saraf pusat, maka dampak yang akan terjadi adalah gelisah atau kejang. Sementara alergi yang terjadi pada bagian kardiovaskular bisa membuat si penderita langsung pingsang atau mengalami hipertensi (tekanan darah tinggi terlampua rendah) bahkan sampai syok.
Alergi paling berbahaya dan bisa menyebakan kematian adalah syok yang disertai hipertensi dan obstruksi saluran nafas.
Alergi obat bisa terjadi pada orang orang yang emiliki dasar alergi dan bakat alergi bersifat menurun. Namun alergi akibat obat adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi. Banyak orang melaukan tes alergi obat tapi sayang tidak semua obat bisa dites alergi.

Tips Pencegahannya
- Jangan minum obat jika tidak perlu, bila terjadi gatal-gatal paling sedkitnya 30 menit setelah minum obat segera periksakan.
- Hindari minum obat antibiotik lebih dari 5 jenis>
- Waspada terhadap obat yang sering menimbulkan alergi pada pemakainya : antara lain antibiotik, obat anti nyeri dan penurun panas (parasetamol) asam mefenamat, obat anti kejang (fenitoin), golongan obat lain termasuk vitamin dan jamu opolsan/campuran kimia.
- rajin merawt diri agar peredaran darah tetap lancar dan ketahanan tubuh tetap baik dan terjaga minimal satu kali sebulan bagi yang sehat.

Sumber :
http://spa.staff.uns.ac.id/category/alergi/
25 September 2008