info ALERGI
Kliping Internet 0368
Selasa, 19 Oktober 2010
Minggu, 17 Oktober 2010
Waspadai Tujuh Faktor Pemicu Alergi
JIKA menderita alergi, tentunya Anda sudah tahu beberapa trik menghindari pemicu, seperti menghindari serbuk sari bunga atau menutup jendela dan mematikan pendingin ruangan. Tapi, masih ada beberapa pemicu lainnya yang mungkin seringkali Anda abaikan tanpa sadar. Berikut beberapa di antaranya.
Stres akibat deadline
Dalam percobaan pada 2008, peneliti dari Ohio State University College of Medicine menemukan bahwa penderita alergi mengalami lebih banyak gejala setelah mengikuti tes yang mengundang rasa cemas dibandingkan saat mereka mengikuti tes yang tidak membuat tegang. Hormon stres, terang peneliti Janice Kiecolt-Glaser, PhD., menstimulasi produksi IgE, protein darah yang menyebabkan reaksi alergi.
Jika Anda di bawah tekanan stres, pastikan mendapatkan tidur cukup. Kurang tidur bisa memperburuk gejala alergi dan stres, terang Glaser, seperti dikutip situs prevention.com.
Anggur
Peneliti dari Denmark menemukan, setiap tambahan asupan alkohol bisa meningkatkan risiko perennial allergic rhinitis sebesar tiga persen. Bakteri dan jamur dalam alkohol, terang peneliti, menghasilkan histamines, zat kimia yang memicu gejala alergi seperti hidung berarir dan mata gatal. Karena itu, terang Richard F. Lockey, MD, dari University of South Florida College of Medicine, pastikan menghindari alkohol saat gejala alergi Anda sedang meradang.
Terlambat menggunakan obat-obatan
Obat-obatan yang menghambat histamines, terang pakar alergi dan juru bicara American College of Allergy, Asthma, and Immunology, James Sublett, MD, bekerja paling baik sebelum Anda terpapar alergen. Karena itu, mulailah menggunakan obat-obatan dua minggu sebelum Anda berada di sekitar alergen (misalnya di area berumput sebelum Anda bermain golf).
Tanaman
Anggrek yang mempercantik rumah juga bisa membuat mata Anda berair. Sebuah studi dari Belgia menemukan, lebih dari 75 persen penderita alergi serbuk bunga, alergi terhadap paling tidak satu jenis tanaman. Alergen yang terdapat dalam getah tanaman bisa menyebar ke udara dan memicu bersin. Meskipun semua tanaman hijau bisa memicu masalah, peneliti menemukan bahwa tanaman palem, anggrek dan pakis paling sering memicu alergi.
Obat
Menghindari obat di malam hari. Jangan lupa minum obat di malam hari. Dengan begitu, obat masih akan bersirkulasi dalam darah di pagi berikutnya. Gejala-gejala seperti bersin, mata berair, dan hidung berair, terang Richard J. Martin, MD, dari National Jewish Medical and Research Center, paling banyak terjadi di pagi hari.
Klorin
Klorin yang digunakan untuk membunuh kuman, terang Andrew Weil, MD, bisa mengiritasi kulit, mata dan saluran pernafasan. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics menemukan bahwa remaja yang berenang lebih dari 100 jam dalam kolam renang berklorin berisko tiga hingga tujuh kali lipat lebih besar mengalami alergi dibandingkan mereka yang berenang dalam kolam bebas klorin.
Asam rokok
Menurut National Institute of Environmental Health Sciences, kandungan zat kimia beracun dari asap rokok sangat merugikan siapa pun, khususnya penderita alergi yang sangat sensitif. Studi dari Jepang menemukan, lebih dari 80 persen pasien yang memiliki anggota keluarga perokok menunjukkan gejala-gejala alergi hidung.(MI/*)
Sumber :
Metrotvnews.com
Stres akibat deadline
Dalam percobaan pada 2008, peneliti dari Ohio State University College of Medicine menemukan bahwa penderita alergi mengalami lebih banyak gejala setelah mengikuti tes yang mengundang rasa cemas dibandingkan saat mereka mengikuti tes yang tidak membuat tegang. Hormon stres, terang peneliti Janice Kiecolt-Glaser, PhD., menstimulasi produksi IgE, protein darah yang menyebabkan reaksi alergi.
Jika Anda di bawah tekanan stres, pastikan mendapatkan tidur cukup. Kurang tidur bisa memperburuk gejala alergi dan stres, terang Glaser, seperti dikutip situs prevention.com.
Anggur
Peneliti dari Denmark menemukan, setiap tambahan asupan alkohol bisa meningkatkan risiko perennial allergic rhinitis sebesar tiga persen. Bakteri dan jamur dalam alkohol, terang peneliti, menghasilkan histamines, zat kimia yang memicu gejala alergi seperti hidung berarir dan mata gatal. Karena itu, terang Richard F. Lockey, MD, dari University of South Florida College of Medicine, pastikan menghindari alkohol saat gejala alergi Anda sedang meradang.
Terlambat menggunakan obat-obatan
Obat-obatan yang menghambat histamines, terang pakar alergi dan juru bicara American College of Allergy, Asthma, and Immunology, James Sublett, MD, bekerja paling baik sebelum Anda terpapar alergen. Karena itu, mulailah menggunakan obat-obatan dua minggu sebelum Anda berada di sekitar alergen (misalnya di area berumput sebelum Anda bermain golf).
Tanaman
Anggrek yang mempercantik rumah juga bisa membuat mata Anda berair. Sebuah studi dari Belgia menemukan, lebih dari 75 persen penderita alergi serbuk bunga, alergi terhadap paling tidak satu jenis tanaman. Alergen yang terdapat dalam getah tanaman bisa menyebar ke udara dan memicu bersin. Meskipun semua tanaman hijau bisa memicu masalah, peneliti menemukan bahwa tanaman palem, anggrek dan pakis paling sering memicu alergi.
Obat
Menghindari obat di malam hari. Jangan lupa minum obat di malam hari. Dengan begitu, obat masih akan bersirkulasi dalam darah di pagi berikutnya. Gejala-gejala seperti bersin, mata berair, dan hidung berair, terang Richard J. Martin, MD, dari National Jewish Medical and Research Center, paling banyak terjadi di pagi hari.
Klorin
Klorin yang digunakan untuk membunuh kuman, terang Andrew Weil, MD, bisa mengiritasi kulit, mata dan saluran pernafasan. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics menemukan bahwa remaja yang berenang lebih dari 100 jam dalam kolam renang berklorin berisko tiga hingga tujuh kali lipat lebih besar mengalami alergi dibandingkan mereka yang berenang dalam kolam bebas klorin.
Asam rokok
Menurut National Institute of Environmental Health Sciences, kandungan zat kimia beracun dari asap rokok sangat merugikan siapa pun, khususnya penderita alergi yang sangat sensitif. Studi dari Jepang menemukan, lebih dari 80 persen pasien yang memiliki anggota keluarga perokok menunjukkan gejala-gejala alergi hidung.(MI/*)
Sumber :
Metrotvnews.com
Apa dan Bagaimana Mengatasi Alergi
Alergi merupakan suatu reaksi menyimpang dari tubuh seseorang yang berkaitan dengan peningkatan kadar Imunoglobulin E (Ig E) yang merupakan suatu mekanisme sistem imun.
Penyebab Alergi
Zat yang menimbulkan reaksi alergi dinamakan alergen. Alergen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas (inhalan), saluran cerna (ingestan), suntikan (injektan) atau menempel pada kulit (kontaktan), contoh dari masing - masing alergen tersebut antara lain :
* Alergen inhalan : tungau debu rumah, serpihan kulit kucing, kecoak, spora.
* Alergen ingestan : susu, telur, kacang, ikan laut dan obat oral.
* Alergen kontaktan : kosmetik dan logam (perhiasan, jam tangan, dsb).
Masuknya alergen kedalam tubuh akan memicu respons imun : terbentuk antibodi : berikatan dengan alergen, hal ini merangsang timbulnya reaksi alergi.
Respons imun yang terjadi via antibodi (Ig E) mengakibatkan terjadinya asma, bersin dan pilek pada pagi hari, kaligata dan eksim.
Gejala - gejala Alergi
Gejala - gejalanya berupa gatal - gatal, bersin - bersin, sesak napas dan lain - lain. Jenis alergi banyak macamnya. Alergi yang terkait dengan pernapasan merupakan alergi yang paling umum dijumpai, seperti asma dan rinitis (bersin dan pilek berulang terutama dipagi hari).
Jenis alergi lain yang terkait dengan kulit, seperti urtikaria (biduran/didu, kaligata), dermatitis atopik (eksim). Selain itu, mata bengkak dan berair, telinga bagian dalam terasa gatal - gatal juga merupakan gejala alergi.
Jenis - Jenis Alergi
Jenis penyakit alergi ini banyak macamnya. Alergi yang terkait dengan pernapasan ialah yang umum dijumpai, contoh adalah asma dan rinitis (bersin dan pilek berulang terutama pada pagi hari).
Penderita alergi rinitis atau istilah lainnya pilek alergi biasanya mengalami bersin, hidung tersumbat, rasa gatal di hidung. Tidak jarang gejala rinitis alergi disertai gejala konjungtivitas, seperti keluarnya air mata, gatal dan kemerahan. Gejala gangguan pendengaran kadang juga dijumpai seperti rasa tersumbat dan kurang dapat mendengar. Penyakit rinitis alergi seringkali mengganggu aktivitas dan kualitas hidup. Bila penyakit ini dibiarkan, kemungkinan akan berkembang menjadi penyakit kronis seperti asma.
Jenis penyakit lainnya adalah terkait dengan kulit, seperti urtikaria (biduran/didu/kaligata), dermatitis atopik (eksim). Selain itu, mata bengkak dan berair, telingan bagian dalam terasa gatal - gatal adalah salah satu gejala alergi.
Urtikaria ada yang bersifat akut dan ada yang bersifat kronis. Dikatakan urtikaria akut bila gejala bentol berlangsung sepanjang hari. Penyebab urtikaria akut umumnya jelas, seperti makanan, obat, infeksi virus atau mikroba lain, sengatan serangga, lateks, dll. Pada urtikaria kronis, sebagian besar penyebabnya tidak diketahuim sehingga dipergunakan istilah urtikaria kronik idiopatik. Sebagian kecil penyebab yang diketahui antara lain penyakit autoimun, urtikaria fisis (udara dingin, akuatik, solar, tekanan, vibratori), infeksi kronik (infeksi gigi dan sinusitis).
Pengobatan Alergi
Pengobatan alergi dilakukan dengan farmakoterapi yang memperhitungkan keamanan, efektifitas dan kemudahan dalam pemberiannya ; imunoterapi serta edukasi pasien.
Salah satu farmakoterapi yang dianjurkan dalam pengobatan alergi adalah dengan obat anti histamin dari generasi terbaru seperti cetirizin. Berbeda dengan antihistamin klasik / generasi pertama (misalnya chlorpheniramine, cyproheptadine, dexclorpheniramine, dll), antihistamin generasi kedua / terbaru umumnya memiliki efek sedatif yang rendah (efek mengantuk rendah), efektif dan sebagian bersifat anti - inflamasi ringan.
Saat ini salah satu obat anti histamin, yaitu cetirizin telah masuk ke dalam kategori obat wajib apotek dari Badan POM sehingga dapat dibeli di apotek dalam jumlah tertentu dengan melalui resep dokter.(Ijs)
Sumber :
Indosiar.com
Penyebab Alergi
Zat yang menimbulkan reaksi alergi dinamakan alergen. Alergen dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran nafas (inhalan), saluran cerna (ingestan), suntikan (injektan) atau menempel pada kulit (kontaktan), contoh dari masing - masing alergen tersebut antara lain :
* Alergen inhalan : tungau debu rumah, serpihan kulit kucing, kecoak, spora.
* Alergen ingestan : susu, telur, kacang, ikan laut dan obat oral.
* Alergen kontaktan : kosmetik dan logam (perhiasan, jam tangan, dsb).
Masuknya alergen kedalam tubuh akan memicu respons imun : terbentuk antibodi : berikatan dengan alergen, hal ini merangsang timbulnya reaksi alergi.
Respons imun yang terjadi via antibodi (Ig E) mengakibatkan terjadinya asma, bersin dan pilek pada pagi hari, kaligata dan eksim.
Gejala - gejala Alergi
Gejala - gejalanya berupa gatal - gatal, bersin - bersin, sesak napas dan lain - lain. Jenis alergi banyak macamnya. Alergi yang terkait dengan pernapasan merupakan alergi yang paling umum dijumpai, seperti asma dan rinitis (bersin dan pilek berulang terutama dipagi hari).
Jenis alergi lain yang terkait dengan kulit, seperti urtikaria (biduran/didu, kaligata), dermatitis atopik (eksim). Selain itu, mata bengkak dan berair, telinga bagian dalam terasa gatal - gatal juga merupakan gejala alergi.
Jenis - Jenis Alergi
Jenis penyakit alergi ini banyak macamnya. Alergi yang terkait dengan pernapasan ialah yang umum dijumpai, contoh adalah asma dan rinitis (bersin dan pilek berulang terutama pada pagi hari).
Penderita alergi rinitis atau istilah lainnya pilek alergi biasanya mengalami bersin, hidung tersumbat, rasa gatal di hidung. Tidak jarang gejala rinitis alergi disertai gejala konjungtivitas, seperti keluarnya air mata, gatal dan kemerahan. Gejala gangguan pendengaran kadang juga dijumpai seperti rasa tersumbat dan kurang dapat mendengar. Penyakit rinitis alergi seringkali mengganggu aktivitas dan kualitas hidup. Bila penyakit ini dibiarkan, kemungkinan akan berkembang menjadi penyakit kronis seperti asma.
Jenis penyakit lainnya adalah terkait dengan kulit, seperti urtikaria (biduran/didu/kaligata), dermatitis atopik (eksim). Selain itu, mata bengkak dan berair, telingan bagian dalam terasa gatal - gatal adalah salah satu gejala alergi.
Urtikaria ada yang bersifat akut dan ada yang bersifat kronis. Dikatakan urtikaria akut bila gejala bentol berlangsung sepanjang hari. Penyebab urtikaria akut umumnya jelas, seperti makanan, obat, infeksi virus atau mikroba lain, sengatan serangga, lateks, dll. Pada urtikaria kronis, sebagian besar penyebabnya tidak diketahuim sehingga dipergunakan istilah urtikaria kronik idiopatik. Sebagian kecil penyebab yang diketahui antara lain penyakit autoimun, urtikaria fisis (udara dingin, akuatik, solar, tekanan, vibratori), infeksi kronik (infeksi gigi dan sinusitis).
Pengobatan Alergi
Pengobatan alergi dilakukan dengan farmakoterapi yang memperhitungkan keamanan, efektifitas dan kemudahan dalam pemberiannya ; imunoterapi serta edukasi pasien.
Salah satu farmakoterapi yang dianjurkan dalam pengobatan alergi adalah dengan obat anti histamin dari generasi terbaru seperti cetirizin. Berbeda dengan antihistamin klasik / generasi pertama (misalnya chlorpheniramine, cyproheptadine, dexclorpheniramine, dll), antihistamin generasi kedua / terbaru umumnya memiliki efek sedatif yang rendah (efek mengantuk rendah), efektif dan sebagian bersifat anti - inflamasi ringan.
Saat ini salah satu obat anti histamin, yaitu cetirizin telah masuk ke dalam kategori obat wajib apotek dari Badan POM sehingga dapat dibeli di apotek dalam jumlah tertentu dengan melalui resep dokter.(Ijs)
Sumber :
Indosiar.com
8 Cara Mengatasi Alergi
Bersin-bersin, mata gatal, sesak kambuhan juga bisa terjadi pada musim hujan ini, hal ini sangat menjengkelkan dan membuat anda tidak nyaman.
pohon-pohon, rumput, semak2 liar membombardir udara dengan serbuk sari, Jamur-jamur yang keluar mulai melepaskan spora keudara saat musim panas secara terus menerus, yang dapat menyebabkan iritasi akut. Bahkan, reaksi terhadap jamur (yang berkembang pada udara hangat, beriklim lembab baik luar dan dalam) serta serbuk sari mungkin lebih dari masalah didaerah2 tertentu pada saat musim panas, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya.
Jika Anda bersin seperti orang gila, berikut ada beberapa tips untuk berada di luar ruangan, tetap bisa aktif, dan dapat terbebas dari gejala alergi sepanjang musim
1. Rencanakan untuk Berolahraga
Saat berolahraga mungkin anda sulit bernapas dan menghirup udara terasa lebih berat daripada ketika Anda, katakanlah nonton TV. Dengan menghirup udara lebih saat anda menarik napas, maka serbuksari dan spora diudara juga akan lebih banyak terhisap. Maka lebih baik berolahraga di dalam ruangan, untuk menghindari terjadinya alergi dimana banyaknya serbuk sari dan spora yang terbentuk diluar. Namun Jika anda lebih suka berolahraga diluar, cobalah untuk meminimalkan gejala alergi anda. dengan meminum antihistamin sebelum berolahraga. pilihlah jalan yang sedikit mengandung alergen, seperti pepohonan dan rumput.
Asap dari knalpot juga dapat memperburuk gejala alergi, kata Malcolm N. Blumenthal, MD, direktur Program Asma dan Alergi di University of Minnesota Medical School di Minneapolis.
2. Waspadai alergi bukan musiman.
Bulu hewan dan tungau debu juga dapat menjadi alergen yang sangat potensial, Waspadai lantai dari karpet, permadani, selimut dan tirai, yang merupakan habitat terbaik bagi tungau debu. Cuci karpet, seprai dan gorden dengan air panas (lebih dari 80°C) untuk membunuh tungau.
Untuk Ruangan dalam Gunakan dehumidifier untuk mengeringkan basement Anda, dan gunakan Exhaust fan di daerah yang rentan terhadap kelembaban dan jamur, seperti dapur dan kamar mandi. Cuci kamar mandi secara berkala, dan jangan terlalu banyak bercocok tanam (pot tanaman) disekitar rumah.
3. Gunakan pakaian dengan bahan alami.
Hindari pakaian berbahan sintetis seperti polyester, siapa yang mengira bahwa Ketika kain sintetis bergesekan satu sama lain, mereka menciptakan suatu muatan listrik yang dapat menarik serbuk sari yang ternyata juga bermuatan listrik, kata Gailen D. Marshall, MD, PhD, direktur klinik imunologi dan alergi di University of Mississippi.
Bahan Serat alami seperti kapas baik bagi pernapasan, mereka tetap kering dimana jamur tidak dapat berkembang biak dengan baik
4. Suka Berkebun..?
Cara terbaik untuk menangani pekerjaan halaman adalah dilakukan orang lain. minum antihistamin atau cromolyn sodium sekitar setengah jam sebelum berkebun, pakailah masker saat berkebun.
Pertimbangkan untuk menanam pohon yang tidak banyak memproduksi serbuk sari ringan seperti apel, pohon ceri dan azalea, mereka menghasilkan serbuk sari lilin yang terlalu berat untuk terbawa angin.
5. Cucilah tubuh Anda
Ketika Anda di luar, serbuk sari dan spora jamur dapat hinggap ke rambut, alis, bulu mata, dan kulit anda. cucilah atau mandilah setelah bepergian keluar rumah, hal ini juga berlaku bagi hewan peliharaan anda
6. Tindakan Pencegahan
Antihistamin dan dekongestan secara signifikan dapat mengurangi gejala alergi, namun jika hidung Anda masih terganggu, mungkin saatnya untuk berkonsultasi kedokter immunologi untuk mendapatkan obat semprot hidung steroid, yang dapat meredakan gejala-gejala ini lebih baik dari sebuah antihistamin, kata David Shulan, MD, FAAAI, wakil presiden Bersertifikat Konsultan Alergi & Asma, praktik di Albany, NY. Anda juga dapat meminta imunisasi alergi secara berkala.
7. Minumlah teh hijau.
secangkir teh hijau dapat mencegah sakit jantung, kanker, dan menambah kekebalan terhadap alergi juga.
penelitian diJepang menemukan bahwa EGCG, senyawa antioksidan yang berlimpah dalam teh hijau, dapat membantu menghentikan respon tubuh Anda terhadap berbagai alergi, termasuk serbuk sari, bulu binatang peliharaan, dan debu. Seduhan dua atau tiga cangkir sehari teh hijau membantu memperkuat pertahanan tubuh, kata Lester A. Mitscher, PhD, seorang profesor kimia obat di University of Kansas dan penulis The Green Tea Book : China's Fountain of Youth.
8. Lakukan Yoga secara teratur
Stress dapat membangkitkan peradangan, yang dapat meningkatkan respons alergi tubuh Anda, " kata Tina Sindwani, MD, asisten klinis profesor kedokteran di University of California di San Francisco. "
Yoga terbukti efektif mengurangi stres, sehingga dapat memberi pertolongan. Selain itu, berbagai teknik pernapasan yoga dapat membantu membuka saluran pernapasan lebih baik, dan pose tertentu dapat memperluas paru-paru."
Sumber : msnbc.msn.com
Sumber :
Tritunggal.net
pohon-pohon, rumput, semak2 liar membombardir udara dengan serbuk sari, Jamur-jamur yang keluar mulai melepaskan spora keudara saat musim panas secara terus menerus, yang dapat menyebabkan iritasi akut. Bahkan, reaksi terhadap jamur (yang berkembang pada udara hangat, beriklim lembab baik luar dan dalam) serta serbuk sari mungkin lebih dari masalah didaerah2 tertentu pada saat musim panas, hal ini disebabkan oleh curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya.
Jika Anda bersin seperti orang gila, berikut ada beberapa tips untuk berada di luar ruangan, tetap bisa aktif, dan dapat terbebas dari gejala alergi sepanjang musim
1. Rencanakan untuk Berolahraga
Saat berolahraga mungkin anda sulit bernapas dan menghirup udara terasa lebih berat daripada ketika Anda, katakanlah nonton TV. Dengan menghirup udara lebih saat anda menarik napas, maka serbuksari dan spora diudara juga akan lebih banyak terhisap. Maka lebih baik berolahraga di dalam ruangan, untuk menghindari terjadinya alergi dimana banyaknya serbuk sari dan spora yang terbentuk diluar. Namun Jika anda lebih suka berolahraga diluar, cobalah untuk meminimalkan gejala alergi anda. dengan meminum antihistamin sebelum berolahraga. pilihlah jalan yang sedikit mengandung alergen, seperti pepohonan dan rumput.
Asap dari knalpot juga dapat memperburuk gejala alergi, kata Malcolm N. Blumenthal, MD, direktur Program Asma dan Alergi di University of Minnesota Medical School di Minneapolis.
2. Waspadai alergi bukan musiman.
Bulu hewan dan tungau debu juga dapat menjadi alergen yang sangat potensial, Waspadai lantai dari karpet, permadani, selimut dan tirai, yang merupakan habitat terbaik bagi tungau debu. Cuci karpet, seprai dan gorden dengan air panas (lebih dari 80°C) untuk membunuh tungau.
Untuk Ruangan dalam Gunakan dehumidifier untuk mengeringkan basement Anda, dan gunakan Exhaust fan di daerah yang rentan terhadap kelembaban dan jamur, seperti dapur dan kamar mandi. Cuci kamar mandi secara berkala, dan jangan terlalu banyak bercocok tanam (pot tanaman) disekitar rumah.
3. Gunakan pakaian dengan bahan alami.
Hindari pakaian berbahan sintetis seperti polyester, siapa yang mengira bahwa Ketika kain sintetis bergesekan satu sama lain, mereka menciptakan suatu muatan listrik yang dapat menarik serbuk sari yang ternyata juga bermuatan listrik, kata Gailen D. Marshall, MD, PhD, direktur klinik imunologi dan alergi di University of Mississippi.
Bahan Serat alami seperti kapas baik bagi pernapasan, mereka tetap kering dimana jamur tidak dapat berkembang biak dengan baik
4. Suka Berkebun..?
Cara terbaik untuk menangani pekerjaan halaman adalah dilakukan orang lain. minum antihistamin atau cromolyn sodium sekitar setengah jam sebelum berkebun, pakailah masker saat berkebun.
Pertimbangkan untuk menanam pohon yang tidak banyak memproduksi serbuk sari ringan seperti apel, pohon ceri dan azalea, mereka menghasilkan serbuk sari lilin yang terlalu berat untuk terbawa angin.
5. Cucilah tubuh Anda
Ketika Anda di luar, serbuk sari dan spora jamur dapat hinggap ke rambut, alis, bulu mata, dan kulit anda. cucilah atau mandilah setelah bepergian keluar rumah, hal ini juga berlaku bagi hewan peliharaan anda
6. Tindakan Pencegahan
Antihistamin dan dekongestan secara signifikan dapat mengurangi gejala alergi, namun jika hidung Anda masih terganggu, mungkin saatnya untuk berkonsultasi kedokter immunologi untuk mendapatkan obat semprot hidung steroid, yang dapat meredakan gejala-gejala ini lebih baik dari sebuah antihistamin, kata David Shulan, MD, FAAAI, wakil presiden Bersertifikat Konsultan Alergi & Asma, praktik di Albany, NY. Anda juga dapat meminta imunisasi alergi secara berkala.
7. Minumlah teh hijau.
secangkir teh hijau dapat mencegah sakit jantung, kanker, dan menambah kekebalan terhadap alergi juga.
penelitian diJepang menemukan bahwa EGCG, senyawa antioksidan yang berlimpah dalam teh hijau, dapat membantu menghentikan respon tubuh Anda terhadap berbagai alergi, termasuk serbuk sari, bulu binatang peliharaan, dan debu. Seduhan dua atau tiga cangkir sehari teh hijau membantu memperkuat pertahanan tubuh, kata Lester A. Mitscher, PhD, seorang profesor kimia obat di University of Kansas dan penulis The Green Tea Book : China's Fountain of Youth.
8. Lakukan Yoga secara teratur
Stress dapat membangkitkan peradangan, yang dapat meningkatkan respons alergi tubuh Anda, " kata Tina Sindwani, MD, asisten klinis profesor kedokteran di University of California di San Francisco. "
Yoga terbukti efektif mengurangi stres, sehingga dapat memberi pertolongan. Selain itu, berbagai teknik pernapasan yoga dapat membantu membuka saluran pernapasan lebih baik, dan pose tertentu dapat memperluas paru-paru."
Sumber : msnbc.msn.com
Sumber :
Tritunggal.net
Memahami Alergi Makanan Laut
Kenikmatan menyantap makanan laut di pinggir pantai, ditemani deburan ombak dan terpaan angin laut, tiba-tiba bisa menjadi mimpi buruk jika anda mulai mengalami reaksi yang tidak menyenangkan di tubuh anda. Apakah anda mengalami alergi terhadap makanan laut? Bisa ya bisa juga tidak.
Makanan laut memang dikenal sering menimbulkan alergi. Makanan laut menempati urutan ketiga dalam hal makanan yang paling sering menimbulkan alergi.
Tiga jenis makanan laut yang dapat memicu alergi:
Ikan. Terdapat dua kategori ikan: “ikan bertulang keras” (contoh: salmon, cod, tuna, mackerel, sardine, ikan pedang) dan “ikan bertulang rawan” (contoh: hiu). Semua ikan bertulang keras mengandung parvalbumin, yaitu protein dalam ikan yang dikenal dapat memicu alergi.Sedangkan ikan bertulang rawan belum diketahui apakah mempunyai parvalbumin atau tidak.
- Crustacean. Contoh: kepiting, lobster, udang.
- Mollusk. Contoh: kerang, tiram, remis, ikan gurita, cumi-cumi.
REAKSI ALERGI
Reaksi alergi dapat muncul pada orang yang peka ketika orang tersebut:
- Memakan protein makanan laut
- Menghirup protein (misal, dari makanan laut yang sedang di masak)
- Menyerap protein melalui kulit (misal, ketika membersihkan makanan laut)
Reaksi alergi dimulai ketika sistem imun bereaksi secara berlebihan terhadap protein makanan laut, menganggapnya sebagai zat yang berbahaya. Untuk melawan protein, sistem imun melepaskan antibodi IgE ke sirkulasi darah. Antibodi ini berinteraksi dengan sel darah putih (sel mast dan basofil) untuk memicu pelepasan histamin dan berbagai zat kimia lain ke dalam darah. Histamin dan berbagai zat kimia inilah yang merangsang gejala alergi.
Reaksi alergi makanan laut dapat muncul dalam berbagai tanda dan gejala. Gejala umumnya muncul dua jam setelah terpapar, walaupun dalam beberapa kasus mungkin baru muncul dalam waktu 24 jam. Gejala yang muncul bisa bersifat ringan sampai parah.
- Gejala yang ringan sampai sedang bisa terdiri dari:
- Gangguan kulit: gatal, merah dan bengkak
- Gangguan saluran pencernaan: kram perut, diare, mual, nyeri ulu hati dan produksi gas berlebihan
- Gangguan saluran pernafasan: hidung berair, bersin, batuk atau kesulitan bernafas (lebih sering terjadi jika makanan laut terhirup)
- Gangguan rongga mulut: rasa geli di mulut atau bengkak di bibir, lidah atau tenggorokan.
Orang yang mengalami reaksi alergi sebaiknya sesegera mungkin mencari pengobatan karena terdapat kemungkinan gejala akan makin parah mengarah pada terjadinya “anaphylactic shock”. Gejala yang parah bisa berupa:
- Nafas pendek-pendek
- Rasa sesak di dada atau tenggorokan
- Tersedak
- Kehilangan kesadaran
- Tekanan darah turun drastis
REAKSI NON ALERGI
Dalam kasus lain, reaksi terhadap makanan laut bisa terjadi bukan karena alergi tetapi karena hal lain, diantaranya:
Keracunan histamine. Beberapa jenis ikan seperti mackerel, tuna, herring dapat mengeluarkan histamin. Saat seseorang memakan ikan tersebut, histamin ini dapat menimbulkan gatal dan pemerahan mirip reaksi alergi.
Alergi anisakis. Anisakis adalah sejenis cacing yang hidup di usus ikan dan beberapa makanan laut lainnya. Cacing ini bisa menimbulkan alergi, tetapi karena cacing bukan bagian sebenarnya dari ikan, tidak bisa disebut sebagai alergi makanan laut. Alergi terhadap cacing biasanya muncul pada ikan mentah atau ikan yang tidak dimasak hingga matang.
Alergi akuarium. Makanan untuk ikan akuarium sering terbuat dari protein yang berasal dari udang atau makanan laut lainnya. Makanan yang berbentuk kering ini mudah sekali terbang ke udara dan terhirup oleh manusia, memicu reaksi alergi di saluran pernafasan seperti asma, rhinitis alergika dan bronkhitis.
Alergi benzoate. merupakan reaksi terhadap bahan pengawet benzoat yang digunakan untuk mengawetkan berbagai jenis kerang. Banyak orang yang alergi terhadap bahan pengawet ini. Karena kerang sering diproses dengan jumlah pengawet yang cukup banyak kemungkinan dapat terjadi reaksi alergi yang cukup parah.
MENGHINDARI ALERGI MAKANAN LAUT
Orang yang alergi terhadap makanan laut harus berhati-hati terhadap berbagai produk yang mengandung makanan laut mereka juga sebaiknya membaca dengan baik label obat-obatan, kosmetik, krim maupun salep, karena beberapa produk mungkin mengandung makanan laut.
Jika anda terlanjur mengalami reaksi alergi, sesegera mungkin mencari pengobatan agar gejala tidak bertambah parah atau berlangsung terus menerus. Tenaga kesehatan mungkin akan memberikan antihistamin, obat pelega pernafasan atau obat steroid tergantung keparahan gejala.(dn!)
Sumber :
Century-pharma.com
Makanan laut memang dikenal sering menimbulkan alergi. Makanan laut menempati urutan ketiga dalam hal makanan yang paling sering menimbulkan alergi.
Tiga jenis makanan laut yang dapat memicu alergi:
Ikan. Terdapat dua kategori ikan: “ikan bertulang keras” (contoh: salmon, cod, tuna, mackerel, sardine, ikan pedang) dan “ikan bertulang rawan” (contoh: hiu). Semua ikan bertulang keras mengandung parvalbumin, yaitu protein dalam ikan yang dikenal dapat memicu alergi.Sedangkan ikan bertulang rawan belum diketahui apakah mempunyai parvalbumin atau tidak.
- Crustacean. Contoh: kepiting, lobster, udang.
- Mollusk. Contoh: kerang, tiram, remis, ikan gurita, cumi-cumi.
REAKSI ALERGI
Reaksi alergi dapat muncul pada orang yang peka ketika orang tersebut:
- Memakan protein makanan laut
- Menghirup protein (misal, dari makanan laut yang sedang di masak)
- Menyerap protein melalui kulit (misal, ketika membersihkan makanan laut)
Reaksi alergi dimulai ketika sistem imun bereaksi secara berlebihan terhadap protein makanan laut, menganggapnya sebagai zat yang berbahaya. Untuk melawan protein, sistem imun melepaskan antibodi IgE ke sirkulasi darah. Antibodi ini berinteraksi dengan sel darah putih (sel mast dan basofil) untuk memicu pelepasan histamin dan berbagai zat kimia lain ke dalam darah. Histamin dan berbagai zat kimia inilah yang merangsang gejala alergi.
Reaksi alergi makanan laut dapat muncul dalam berbagai tanda dan gejala. Gejala umumnya muncul dua jam setelah terpapar, walaupun dalam beberapa kasus mungkin baru muncul dalam waktu 24 jam. Gejala yang muncul bisa bersifat ringan sampai parah.
- Gejala yang ringan sampai sedang bisa terdiri dari:
- Gangguan kulit: gatal, merah dan bengkak
- Gangguan saluran pencernaan: kram perut, diare, mual, nyeri ulu hati dan produksi gas berlebihan
- Gangguan saluran pernafasan: hidung berair, bersin, batuk atau kesulitan bernafas (lebih sering terjadi jika makanan laut terhirup)
- Gangguan rongga mulut: rasa geli di mulut atau bengkak di bibir, lidah atau tenggorokan.
Orang yang mengalami reaksi alergi sebaiknya sesegera mungkin mencari pengobatan karena terdapat kemungkinan gejala akan makin parah mengarah pada terjadinya “anaphylactic shock”. Gejala yang parah bisa berupa:
- Nafas pendek-pendek
- Rasa sesak di dada atau tenggorokan
- Tersedak
- Kehilangan kesadaran
- Tekanan darah turun drastis
REAKSI NON ALERGI
Dalam kasus lain, reaksi terhadap makanan laut bisa terjadi bukan karena alergi tetapi karena hal lain, diantaranya:
Keracunan histamine. Beberapa jenis ikan seperti mackerel, tuna, herring dapat mengeluarkan histamin. Saat seseorang memakan ikan tersebut, histamin ini dapat menimbulkan gatal dan pemerahan mirip reaksi alergi.
Alergi anisakis. Anisakis adalah sejenis cacing yang hidup di usus ikan dan beberapa makanan laut lainnya. Cacing ini bisa menimbulkan alergi, tetapi karena cacing bukan bagian sebenarnya dari ikan, tidak bisa disebut sebagai alergi makanan laut. Alergi terhadap cacing biasanya muncul pada ikan mentah atau ikan yang tidak dimasak hingga matang.
Alergi akuarium. Makanan untuk ikan akuarium sering terbuat dari protein yang berasal dari udang atau makanan laut lainnya. Makanan yang berbentuk kering ini mudah sekali terbang ke udara dan terhirup oleh manusia, memicu reaksi alergi di saluran pernafasan seperti asma, rhinitis alergika dan bronkhitis.
Alergi benzoate. merupakan reaksi terhadap bahan pengawet benzoat yang digunakan untuk mengawetkan berbagai jenis kerang. Banyak orang yang alergi terhadap bahan pengawet ini. Karena kerang sering diproses dengan jumlah pengawet yang cukup banyak kemungkinan dapat terjadi reaksi alergi yang cukup parah.
MENGHINDARI ALERGI MAKANAN LAUT
Orang yang alergi terhadap makanan laut harus berhati-hati terhadap berbagai produk yang mengandung makanan laut mereka juga sebaiknya membaca dengan baik label obat-obatan, kosmetik, krim maupun salep, karena beberapa produk mungkin mengandung makanan laut.
Jika anda terlanjur mengalami reaksi alergi, sesegera mungkin mencari pengobatan agar gejala tidak bertambah parah atau berlangsung terus menerus. Tenaga kesehatan mungkin akan memberikan antihistamin, obat pelega pernafasan atau obat steroid tergantung keparahan gejala.(dn!)
Sumber :
Century-pharma.com
Melindungi Anak dari Alergi
Oleh: dr. Jessica Florencia
Anak-anak dengan kedua orang tua yang memiliki alergi memiliki kecenderungan yang besar untuk memiliki alergi juga. Bentuk alergi tersebut dapat bermanifestasi pada saluran pencernaan, saluran pernapasan dan organ kulit. Namun, perkembangan alergi ini dapat dicegah sedini mungkin sejak di dalam kandungan.
Cara terbaik untuk mencegah alergi adalah dengan mengenali faktor risiko alergi pada janin sehingga dapat melakukan pencegahan pada saat kelahiran. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan atau dokter spesialis anak biasanya akan melakukan pengenalan faktor risiko alergi pada janin dengan menggunakan kartu deteksi dini.
Adapun tips-tips yang terbukti efektif mencegah atau mengurangi risiko alergi makanan pada anak:
Pada Kehamilan:
Dilarang merokok selama hamil
Jangan memelihara binatang di rumah atau di tempat penitipan anak
Lakukanlah upaya untuk mengurangi debu di rumah
Setelah Kelahiran:
Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan
Jika Anda tidak dapat menyusui bayi karena alasan medis tertentu, mintalah saran dokter Anda mengenai alternatif pemberian susu formula hipoalergenik
Susu kedelai atau susu kambing TIDAK efektif mencegah timbulnya penyakit alergi pada anak yang mempunyai riwayat alergi
Sapih bayi Anda setelah enam bulan pertama kehidupannya atau lebih. Perkenalkan satu makanan baru setiap minggu tetapi hindari makanan yang dapat menimbulkan alergi selama satu tahun pertama.
Panduan Pemberian Makanan Untuk Mencegah Timbulnya Alergi:
Makanan yang jarang menimbulkan alergi (diperkenalkan sejak usia 6 bulan): beras, wortel, pir, apel, alpukat.
Makanan yang biasanya bisa ditoleransi, namun dapat menimbulkan alergi (diperkenalkan sejak 6 bulan): gandum, havermut, daging, kambing, ayam, brokoli, kol, kentang, bayam, jagung (minyak jagung), pisang dan lobak cina.
Makanan yang kemungkinan mengakibatkan alergi (diperkenalkan sejak usia 9 bulan): kuning telur (harus dimasak hingga matang), kacang-kacangan (kedelai, kacang hijau) & ikan (air tawar).
Makanan yang kemungkinan besar menimbulkan alergi (diperkenalkan sejak usia 12 bulan): makanan laut (udang, kepiting), putih telur dan kacang tanah.
Bila kedua orang tua memang memiliki faktor alergi yang kuat, maka sangatlah baik untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandugan dan atau dokter spesialis anak dari sejak awal kehamilan.[](JF)
Sumber:
Departemen Ilmu Kesehatan Anak dan Departemen Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sumber :
klikDOKTER
Anak-anak dengan kedua orang tua yang memiliki alergi memiliki kecenderungan yang besar untuk memiliki alergi juga. Bentuk alergi tersebut dapat bermanifestasi pada saluran pencernaan, saluran pernapasan dan organ kulit. Namun, perkembangan alergi ini dapat dicegah sedini mungkin sejak di dalam kandungan.
Cara terbaik untuk mencegah alergi adalah dengan mengenali faktor risiko alergi pada janin sehingga dapat melakukan pencegahan pada saat kelahiran. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan atau dokter spesialis anak biasanya akan melakukan pengenalan faktor risiko alergi pada janin dengan menggunakan kartu deteksi dini.
Adapun tips-tips yang terbukti efektif mencegah atau mengurangi risiko alergi makanan pada anak:
Pada Kehamilan:
Dilarang merokok selama hamil
Jangan memelihara binatang di rumah atau di tempat penitipan anak
Lakukanlah upaya untuk mengurangi debu di rumah
Setelah Kelahiran:
Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan
Jika Anda tidak dapat menyusui bayi karena alasan medis tertentu, mintalah saran dokter Anda mengenai alternatif pemberian susu formula hipoalergenik
Susu kedelai atau susu kambing TIDAK efektif mencegah timbulnya penyakit alergi pada anak yang mempunyai riwayat alergi
Sapih bayi Anda setelah enam bulan pertama kehidupannya atau lebih. Perkenalkan satu makanan baru setiap minggu tetapi hindari makanan yang dapat menimbulkan alergi selama satu tahun pertama.
Panduan Pemberian Makanan Untuk Mencegah Timbulnya Alergi:
Makanan yang jarang menimbulkan alergi (diperkenalkan sejak usia 6 bulan): beras, wortel, pir, apel, alpukat.
Makanan yang biasanya bisa ditoleransi, namun dapat menimbulkan alergi (diperkenalkan sejak 6 bulan): gandum, havermut, daging, kambing, ayam, brokoli, kol, kentang, bayam, jagung (minyak jagung), pisang dan lobak cina.
Makanan yang kemungkinan mengakibatkan alergi (diperkenalkan sejak usia 9 bulan): kuning telur (harus dimasak hingga matang), kacang-kacangan (kedelai, kacang hijau) & ikan (air tawar).
Makanan yang kemungkinan besar menimbulkan alergi (diperkenalkan sejak usia 12 bulan): makanan laut (udang, kepiting), putih telur dan kacang tanah.
Bila kedua orang tua memang memiliki faktor alergi yang kuat, maka sangatlah baik untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandugan dan atau dokter spesialis anak dari sejak awal kehamilan.[](JF)
Sumber:
Departemen Ilmu Kesehatan Anak dan Departemen Kebidanan dan Kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sumber :
klikDOKTER
Langganan:
Postingan (Atom)