Minggu, 17 Oktober 2010

Kenali Gejala Alergi

Makanan yang berasal dari laut, kacang-kacangan, susu beserta makanan sejenisnya, bahkan telur dan debu, kerap kali menjadi sumber masalah bagi penderita alergi. Bagaimana tidak, sepanjang hidupnya penderita alergi akan dibuat “menderita” karenanya. Penderita alergi akan mengalami berbagai macam penyakit, seperti gatal-gatal di seluruh tubuh bila bersentuhan langsung, mata bengkak dan berair, flu sampai hidung berair.
Penyakit alergi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Allon dan Argon, yang berarti reaksi yang berubah. Jenis penyakit ini mulanya diperkenalkan oleh dokter berkebangsaan Australia, Clemens Von Pirquet, pada tahun 1906. Pirquet menyatakan bahwa alergi merupakan suatu reaksi abnormal yang terjadi pada seseorang. Bersifat khas dan timbul bila ada kontak, yang biasanya tidak menimbulkan reaksi pada orang normal.
“Alergi merupakan reaksi kekebalan tubuh yang menyimpang atau berubah dari normal yang dapat menimbulkan gejala yang merugikan tubuh, mulai dari gangguan pernapasan hingga kulit,” jelas Dr Zakiudin Munasir SpA (K), Ketua Divisi Alergi Imunologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM di Jakarta, baru-baru ini.

Alergi atau hipersensitivitas bisa dikatakan sebagai kegagalan kekebalan tubuh ketika tubuh seseorang menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik), orang yang mengalami ini disebut bersifat atopik.

Dengan kata lain, tubuh manusia berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing dan berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen.

Seseorang yang menderita alergi kerap kali mendapatkannya dari salah satu orang tua, baik ibu ataupun ayah yang memiliki riwayat alergi. Hal ini menunjukkan bahwa alergi bersifat genetis. “Pihak yang kerap kali menurunkan riwayat alergi ke anak ialah ibu, sedangkan ayah hanya sebagian kecil saja,” kata Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Cabang Jakarta ini.

Ada tiga tindakan pencegahan terjadinya alergi, yaitu menghindari penyebab dan pencetus alergi, menjalani cara hidup yang baik dan sehat, serta memakai obat-obatan. Selain itu terdapat beberapa cara tindakan pencegahan sejak dini terhadap anak yang lahir dari orang tua yang mengidap atopik/alergi, bahkan pencegahan ini dapat dimulai sejak anak berada dalam kandungan.


Pencegahan Alergi

Alergi makanan lebih sering terjadi pada usia bayi atau anak dibandingkan pada usia dewasa. Hal itu terjadi karena belum sempurnanya saluran cerna pada anak. Pencegahan penyakit alergi pada trimester kehidupan bayi sangat penting, dimulai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif. “Alergi pada anak dapat dicegah sejak dini dengan memberikan ASI eksklusif selama minimal enam bulan pertama, karena ASI mengandung zat gizi lengkap yang dibutuhkan bayi, seperti protein hypoalergenic, DHA, dan Probiotik, serta Kolostrum yang dapat melindungi bayi dari alergi dan infeksi,” kata Zakiudin.

Probiotik mempunyai peran yang unik dalam proses pencegahan penyakit alergi. Selain menghambat pertumbuhan kuman lain, probiotik juga membangkitkan respons imun mukosa S-IgA. Secara sistemik membangkitkan peranan T regulator yang akan menghambat aktivitas Th2 yang berlebihan, maupun aktivitas Th1 yang berlebihan. Probiotik adalah mikroba dari golongan Bakteri Asam Laktat yang bekerja mempertahankan kesehatan host. Terdapat lebih dari 100 spesies dan lebih dari 10 miliar bakteri dalam usus manusia.

Cara yang dianggap paling murah dan sederhana yang dapat memastikan penyebab alergi adalah dengan mengeliminasi makanan penyebab alergi. “Selain itu semakin meningkatnya usia anak, alergi makanan tertentu akan menghilang, kecuali makanan kacang tanah dan beberapa ikan laut yang biasanya dapat menetap hingga usia dewasa,” tambah Zakiudin.

Penanganan alergi pada bayi haruslah dilakukan secara benar, paripurna dan berkesinambungan. Pemberian obat secara terus-menerus bukanlah jalan terbaik dalam penanganan alergi, tetapi yang paling ideal adalah menghindari penyebab yang bisa menimbulkan keluhan alergi tersebut.
“Penghindaran penyebab alergi ini harus disertai edukasi yang baik terhadap orang tua atau orang lain di lingkungan anak,” pesan Zakiudin. (heru guntoro)


Sumber :
Sinar Harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar