Minggu, 17 Oktober 2010

Waspadai Tujuh Faktor Pemicu Alergi

JIKA menderita alergi, tentunya Anda sudah tahu beberapa trik menghindari pemicu, seperti menghindari serbuk sari bunga atau menutup jendela dan mematikan pendingin ruangan. Tapi, masih ada beberapa pemicu lainnya yang mungkin seringkali Anda abaikan tanpa sadar. Berikut beberapa di antaranya.

Stres akibat deadline
Dalam percobaan pada 2008, peneliti dari Ohio State University College of Medicine menemukan bahwa penderita alergi mengalami lebih banyak gejala setelah mengikuti tes yang mengundang rasa cemas dibandingkan saat mereka mengikuti tes yang tidak membuat tegang. Hormon stres, terang peneliti Janice Kiecolt-Glaser, PhD., menstimulasi produksi IgE, protein darah yang menyebabkan reaksi alergi.

Jika Anda di bawah tekanan stres, pastikan mendapatkan tidur cukup. Kurang tidur bisa memperburuk gejala alergi dan stres, terang Glaser, seperti dikutip situs prevention.com.

Anggur
Peneliti dari Denmark menemukan, setiap tambahan asupan alkohol bisa meningkatkan risiko perennial allergic rhinitis sebesar tiga persen. Bakteri dan jamur dalam alkohol, terang peneliti, menghasilkan histamines, zat kimia yang memicu gejala alergi seperti hidung berarir dan mata gatal. Karena itu, terang Richard F. Lockey, MD, dari University of South Florida College of Medicine, pastikan menghindari alkohol saat gejala alergi Anda sedang meradang.

Terlambat menggunakan obat-obatan
Obat-obatan yang menghambat histamines, terang pakar alergi dan juru bicara American College of Allergy, Asthma, and Immunology, James Sublett, MD, bekerja paling baik sebelum Anda terpapar alergen. Karena itu, mulailah menggunakan obat-obatan dua minggu sebelum Anda berada di sekitar alergen (misalnya di area berumput sebelum Anda bermain golf).

Tanaman
Anggrek yang mempercantik rumah juga bisa membuat mata Anda berair. Sebuah studi dari Belgia menemukan, lebih dari 75 persen penderita alergi serbuk bunga, alergi terhadap paling tidak satu jenis tanaman. Alergen yang terdapat dalam getah tanaman bisa menyebar ke udara dan memicu bersin. Meskipun semua tanaman hijau bisa memicu masalah, peneliti menemukan bahwa tanaman palem, anggrek dan pakis paling sering memicu alergi.

Obat
Menghindari obat di malam hari. Jangan lupa minum obat di malam hari. Dengan begitu, obat masih akan bersirkulasi dalam darah di pagi berikutnya. Gejala-gejala seperti bersin, mata berair, dan hidung berair, terang Richard J. Martin, MD, dari National Jewish Medical and Research Center, paling banyak terjadi di pagi hari.

Klorin
Klorin yang digunakan untuk membunuh kuman, terang Andrew Weil, MD, bisa mengiritasi kulit, mata dan saluran pernafasan. Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics menemukan bahwa remaja yang berenang lebih dari 100 jam dalam kolam renang berklorin berisko tiga hingga tujuh kali lipat lebih besar mengalami alergi dibandingkan mereka yang berenang dalam kolam bebas klorin.

Asam rokok
Menurut National Institute of Environmental Health Sciences, kandungan zat kimia beracun dari asap rokok sangat merugikan siapa pun, khususnya penderita alergi yang sangat sensitif. Studi dari Jepang menemukan, lebih dari 80 persen pasien yang memiliki anggota keluarga perokok menunjukkan gejala-gejala alergi hidung.(MI/*)

Sumber :
Metrotvnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar